Jakarta (ANTARA) - Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Diah Lenggogeni menyatakan wasting dan stunting memiliki risiko yang sama.
“Ketika seorang anak mengalami wasting, maka risiko anak untuk mengalami stunting pun meningkat. Stunting merupakan dampak dari kekurangan gizi kronis, jangka waktu panjang, dan dampaknya irreversible, tidak dapat disembuhkan,” ujarnya saat mengadakan Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor bertajuk “Penguatan Pelaksanaan Global Action Plan on Child Wasting melalui Kerja Sama Lintas Sektor” bersama United Nations Children's Fund (UNICEF), dikutip dari keterangan resmi, di Jakarta, Kamis.
Dalam konteks gizi anak, wasting merupakan kondisi seorang anak mengalami berat badan yang rendah bila dibandingkan dengan tinggi badannya.
Dengan mendeteksi wasting, katanya lagi, masalah kekurangan gizi dapat dikenali lebih cepat melalui indikator berat badan anak. Karena itu, upaya mencegah dan menangani wasting menjadi salah satu strategi yang perlu dikuatkan ke depan sebagai bagian dari pencegahan dan penurunan stunting.
Melalui kegiatan koordinasi tersebut, diharapkan memperkuat komitmen berbagai pemangku kepentingan dalam pencegahan dan penanganan wasting dan mendukung pencapaian target nasional penurunan stunting.
Pertemuan ini dinilai menjadi ruang strategis untuk menyelaraskan pelaksanaan Operational Roadmap Global Action Plan (GAP) on Child Wasting dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, serta rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Pada sesi diskusi panel, para narasumber dari kementerian/lembaga, organisasi masyarakat sipil, akademisi, swasta, hingga mitra pembangunan mengelaborasi strategi nasional dalam tata laksana gizi buruk, peran daerah, penguatan kader pos pelayanan terpadu (Posyandu), integrasi data, dan bantuan sosial keluarga rentan.
Kementerian PPN/Bappenas bersama UNICEF dan lima badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya telah menyusun “Operational Roadmap GAP on Child Wasting” yang menjadi panduan pelaksanaan intervensi multisektor untuk menekan wasting di Indonesia.
Sejak roadmap ini diluncurkan pada 2021, Indonesia disebut menunjukkan komitmen kuat dalam upaya perbaikan gizi anak, yang juga terdapat pada RPJMN 2020-2024 dan dilanjutkan di periode RPJMN 2025-2029.
Diah menginginkan forum ini menghasilkan rekomendasi untuk memperkuat tata kelola wasting, termasuk pembaruan data, penyelarasan pendanaan, dan penguatan koordinasi lintas sektor.
“Masukan Ibu/Bapak akan menjadi bagian penting penyusunan narasi kebijakan dan referensi kegiatan prioritas ke depan. Saran terhadap indikator pembangunan kesehatan dan gizi pun akan kami catat sebagai rekomendasi untuk memperkuat implementasi program demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045,” ujar dia pula.
Baca juga: Mendukbangga: MBG berhasil tingkatkan berat hingga tinggi badan balita
Baca juga: Komisi IX dukung penuh implementasi program Makan Bergizi Gratis
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025