Bantuan PBB Capai Daerah yang Terkepung di Sudan untuk Pertama Kalinya

3 weeks ago 12

New York City (ANTARA) - Untuk pertama kalinya dalam 10 bulan, konvoi bantuan kemanusiaan berhasil mencapai wilayah Dilling di Negara Bagian Kordofan Selatan, Sudan, dengan membawa pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan, papar sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (25/8).

Konvoi bantuan dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) itu selanjutnya akan menuju Kadugli, ibu kota Negara Bagian Kordofan Selatan, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Dikatakan OCHA bahwa bantuan tersebut akan memberi manfaat bagi lebih dari 120.000 orang yang rentan di Dilling dan Kadugli.

Di sana, kebutuhan bantuan kemanusiaan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dan permukiman-permukiman di daerah tersebut telah berbulan-bulan dikepung.

Meski demikian, badan kemanusiaan itu juga mengungkapkan bahwa tindak kekerasan terus meningkat di Negara Bagian Darfur Utara.

Organisasi Migrasi Internasional memperkirakan situasi yang tidak aman telah memaksa sekitar 1.000 orang meninggalkan kamp pengungsian Abu Shouk yang dilanda kelaparan di pinggiran ibu kota El Fasher yang terkepung, pada Selasa (19/8) dan Rabu (20/8).

OCHA melaporkan bahwa Abu Shouk, yang menjadi sasaran serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir, melaporkan aksi penculikan perempuan dan anak-anak dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, gelombang kekerasan baru juga dilaporkan terjadi di El Fasher, termasuk serangan artileri terhadap sebuah rumah sakit utama yang masih beroperasi.

Badan bantuan kemanusiaan itu mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas krisis gizi yang semakin parah di Melit, Darfur Utara.

Survei terbaru yang dilakukan oleh Relief International menunjukkan bahwa satu dari tiga anak mengalami malanutrisi akut, yang membuat ribuan anak di bawah usia lima tahun (balita) menghadapi risiko serius terkena penyakit parah, komplikasi tumbuh kembang, hingga kematian.

Melit merupakan area tempat konvoi bantuan Program Pangan Dunia (WFP) diserang pekan lalu saat berusaha membongkar muatan pasokan.

"PBB dan mitranya tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan yang sifatnya mendesak kepada masyarakat terdampak sejauh akses memungkinkan," kata OCHA.

Ia menambahkan bahwa ketidakamanan, tantangan logistik, dan kekurangan dana yang parah terus menghambat upaya tersebut.

OCHA menyerukan kepada semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional, memastikan akses yang aman dan tanpa hambatan bagi pekerja kemanusiaan, serta memprioritaskan perlindungan bagi warga sipil.

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |