Manado (ANTARA) - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 35 kali gempa embusan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam evaluasi tingkat aktivitas level II (waspada) periode 16-31 Januari 2025 yang diterima di Manado, Minggu, disebutkan secara instrumental, selain gempa embusan, juga terekam sebanyak 18 kali gempa vulkanik dangkal dan 11 kali gempa hibrid/fase banyak.
Baca juga: ESDM harap warga waspadai awan panas guguran Gunung Karangetang
Terekam juga sebanyak 24 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal dan 156 kali gempa tektonik jauh serta satu kali tremor menerus.
"Kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran/erupsi efusif, tinggi asap maksimum mencapai 200 meter di atas puncak," katanya.
Dari seismisitas jenis gempa vuikanik dalam terekam masih tinggi selama pekan ini, hal ini diindikasikan terjadinya akumulasi magma pada bagian dalam yang mungkin akan bergerak ke bagian dangkal, bahkan ke permukaan.
Sedangkan gempa lainnya juga mengalami peningkatan, namun tidak signifikan.
Dia mengingatkan warga untuk mewaspadai adanya awan panas guguran dimana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat rubuh bersamaan dengan keluarnya lava.
Baca juga: ESDM turunkan status Gunung Karangetang menjadi Waspada
Baca juga: Warga diminta tak beraktivitas 2,5 kilometer dari kawah Karangetang
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor, serta kejadian lahar di waktu hujan di puncak.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dari siaga (Level III) menjadi waspada (Level II) sejak 11 Januari 2025 pukul 18.00 WITA.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025