Washington (ANTARA) - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (19/8) mengatakan bahwa tarif 50 persen telah berlaku untuk 407 kategori produk tambahan yang mengandung aluminium atau baja.
Tarif baru ini memperluas daftar barang yang dikenai tarif Pasal 232 untuk impor baja dan aluminium, yang mencakup turbin angin dan suku cadangnya, derek bergerak, buldoser, gerbong kereta api, furnitur, kompresor, pompa, dan ratusan produk lainnya.
Para broker bea cukai dan pengimpor di AS hanya memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi langkah mendadak yang mulai berlaku pada Senin (18/8) ini. Tarif ini juga berlaku bahkan untuk barang-barang yang sudah dalam proses pengiriman. Tidak jelas apakah pungutan untuk logam ini akan digabungkan dengan tarif spesifik negara.
"Tindakan yang diambil hari ini memperluas jangkauan tarif baja dan aluminium dan menutup jalan bagi mereka yang ingin menghindarinya, mendukung kelanjutan revitalisasi industri baja dan aluminium Amerika," kata Jeffrey Kessler, under secretary bidang industri dan keamanan di Departemen Perdagangan AS.
Badan tersebut mengidentifikasi barang-barang yang baru ditargetkan hanya dengan kode bea cukai, seperti "8424.10.0000" untuk alat pemadam kebakaran, sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengetahui produk mana yang terdampak.
Pada awal Juni 2025, Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen.
Dia menggunakan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan (Trade Expansion Act) 1962, Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (International Emergency Economic Powers Act/IEEPA), Pasal 301 Bab 3 United States Code, serta Pasal 604 Undang-Undang Perdagangan (Trade Act) 1974 dalam perintah tersebut.
Pada akhir Juli, Trump mengumumkan pungutan sebesar 50 persen untuk produk-produk berbasis tembaga, yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2025.
Sejumlah pakar memperingatkan bahwa tarif khusus sektor ini akan memiliki dampak yang luas.
Pemberlakuan tarif ini "kemungkinan besar akan merembet ke seluruh rantai pasokan manufaktur, meningkatkan biaya produksi di sektor konstruksi, otomotif, dan elektronik," menurut laporan CNN mengutip sebuah analisis.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.