Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan para menteri luar negeri Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran, lapor Axios, Selasa (15/7).
Mengutip tiga sumber yang mengetahui panggilan tersebut, situs berita tersebut melaporkan bahwa jika tidak ada kesepakatan yang tercapai sebelum batas waktu tersebut, ketika negara Eropa tersebut berencana untuk memicu mekanisme "snapback".
Mekanisme "snapback" tersebut adalah dengan otomatis memberlakukan kembali semua sanksi Dewan Keamanan PBB yang telah dicabut berdasarkan perjanjian Iran pada tahun 2015 silam.
Panggilan telepon yang dilakukan pada Senin (14/7) tersebut bertujuan untuk mengoordinasikan posisi mengenai "snapback" dan langkah selanjutnya dalam diplomasi nuklir dengan Iran, kata sumber tersebut, menurut laporan tersebut.
Baca juga: Prancis ancam embargo global atas Iran jika tak ada kesepakatan nuklir
Menurut dua dari tiga sumber tersebut, pihak Eropa sekarang berencana untuk berinteraksi dengan Iran dalam beberapa hari dan minggu mendatang dengan pesan bahwa Teheran dapat menghindari sanksi "snapback" jika mengambil langkah-langkah untuk meyakinkan dunia tentang program nuklirnya, termasuk melanjutkan pemantauan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Salah satu sumber mengatakan langkah serupa lainnya adalah penarikan sekitar 400 kilogram uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen dari Iran yang tersimpan di lokasi-lokasi tersebut.
Perjanjian tahun 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), ditandatangani oleh Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS -- ditambah Jerman.
Perjanjian itu membatasi cadangan uranium Iran yang diperkaya hingga 202,8 kilogram pada tingkat pengayaan rendah.
Baca juga: Iran janjikan respons proporsional jika Eropa aktifkan lagi sanksi PBB
AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 8 Mei 2018 selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump dan menerapkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Teheran.
Pada 13 Juni 2025, Israel, dengan dukungan AS, melancarkan serangan 12 hari terhadap Iran, yang menargetkan lokasi militer, nuklir, dan sipil serta komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.
Iran membalas dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap fasilitas militer dan intelijen Israel.
Gencatan senjata yang ditengahi AS antara Teheran dan Tel Aviv telah diumumkan pada 24 Juni 2025.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Iran tegaskan patuh Traktat Nuklir, buka peluang negosiasi dengan AS
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.