Jakarta (ANTARA) - Pemain senior tim nasional (timnas) bola basket Iran, Arsalan Kazemi, menunjukkan kepemimpinan dan keteladanan baik, saat membawa timnya meraih kemenangan 77-52 melawan Guam, pada laga pembuka Grup B Piala Asia FIBA (FIBA Asia Cup) 2025.
Meski bukan pemain paling mencolok di lapangan, peran penting Kazemi guna memotivasi pemain lain agar tampil habis-habisan terlihat jelas, bahkan sebelum pertandingan dimulai.
"Senang sekali bisa berada di Asia Cup, karena kami memiliki kelompok yang berbeda, sebagian besar belum pernah bermain di turnamen ini, tetapi mereka lapar akan kemenangan dan termotivasi," kata Kazemi dalam laman FIBA yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Pebasket berumur 35 tahun itu, menjadi pemain tertua di skuad Iran yang tengah melakukan regenerasi.
Perannya diharapkan menjadi penghubung sekaligus pembimbing bagi para pemain muda.
Kazemi mengaku senang saat Iran ditempatkan sebagai underdog di turnamen kali ini.
Melalui komposisi pemain muda, banyak pihak meragukan peluang Iran, tetapi dia melihatnya sebagai kesempatan.
"Saya suka saat kami menjadi underdog, karena tim lain mungkin belum mengenal pemain kami, tetapi saya rasa kami bisa mengejutkan mereka," ujar dia.
Kazemi menyatakan dirinya antusias atau sangat bersemangat bisa bermain dengan pemain lintas generasi.
Dalam laga melawan Guam, forward veteran itu mencatatkan 10 poin, 12 rebound, empat assist, dan tiga steal.
Namun, kontribusinya diakui jauh melampaui statistik. Kapten tim nasional Iran itu menjadi sosok yang dihormati oleh rekan-rekan setimnya.
"Arsalan adalah kapten yang luar biasa, dia rebounder terbaik dan sosok yang kami semua teladani," kata pemain muda Matin Aghajanpour.
Baca juga: Kai Toews diprediksi jadi andalan baru Jepang di Piala Asia FIBA 2025
Penghormatan itu bukan tanpa alasan. Lebih dari satu dekade lalu, Kazemi merupakan salah satu pemain termuda di tim Iran yang diperkuat bintang-bintang seperti Hamed Haddadi dan Samad Nikkhah Bahrami.
Kini, peran itu berbalik dan dia menjadi mentor bagi generasi baru.
Jika performa pada laga pembuka menjadi tolok ukur, Iran berpotensi memberikan kejutan di FIBA Asia Cup 2025.
Arsalan Kazemi lahir di Isfahan, Iran, pada 22 April 1990 dan tumbuh menjadi salah satu figur penting dalam sejarah bola basket negaranya.
Dia berposisi sebagai forward dengan tinggi 2 meter dan dikenal bukan karena ketajaman mencetak angka, melainkan lewat kerja keras tanpa henti di bawah ring.
Perjalanan karier membawanya menembus panggung basket Amerika Serikat, dengan menjadi pemain Iran pertama yang tampil di kompetisi NCAA Divisi I.
Dia membela Rice University selama empat musim sebelum menutup karier kampusnya di University of Oregon pada 2013.
Pada tahun yang sama, Washington Wizards memilihnya pada putaran kedua NBA Draft, lalu menukar haknya ke Philadelphia 76ers. Meski tidak sempat mencicipi musim reguler NBA, dia mendapat pengalaman berharga melalui liga musim panas.
Dalam level klub, Kazemi membangun reputasinya bersama tim-tim seperti Petrochimi Bandar Imam di Iran, Chongqing Soaring Dragons di Tiongkok, hingga Champville SC di Lebanon.
Namun, panggung yang paling membentuk namanya tetaplah tim nasional Iran. Sejak debutnya, dia menjadi motor energi dan pemimpin di lapangan, membantu Iran meraih medali di FIBA Asia Cup dan tampil di Piala Dunia FIBA serta Asian Games.
Kini, di usia 35 tahun, Kazemi adalah sosok elder statesman di skuad "Team Melli". Lewat kepemimpinan yang tenang, insting merebut rebound yang tajam, dan dedikasi penuh pada pertahanan, dia terus menjadi contoh bagi generasi penerus bola basket Iran.
Baca juga: Brownlee ingin ukir sejarah bersama Filipina di Piala Asia FIBA 2025
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.