APNI nilai wajar Tsingshan pangkas produksi "nickel pig iron"

3 months ago 9

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menilai wajar Tsingshan Holding Group Co memangkas produksi nickel pig iron (NPI) di Indonesia, sebab terjadi penurunan permintaan di tingkat global.

"Permintaannya sedang agak kurang untuk NPI. Jadi, sepadan saja kalau Tsingshan mengurangi kapasitas produksinya," ucap Meidy, saat dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Selain terjadi penurunan permintaan, Meidy juga mengungkapkan bahwa margin keuntungan yang diperoleh perusahaan smelter pun kian menipis.

Berkurangnya margin keuntungan disebabkan oleh biaya produksi yang meningkat, terlebih sejak ada peningkatan royalti.

"Saat ini, biaya produksi meningkat. Sejak royalti naik, harga ore juga jadi dobel. Beban lainnya juga meningkat," kata Meidy.

Baca juga: Pangkas produksi NPI, Tsingshan prediksi penurunan NPI di Indonesia

Sebelumnya, Direktur Riset Nikel dan Energi Baru Tsingshan Lynn menyampaikan kepada ANTARA ihwal prediksi penurunan tajam produksi NPI di Indonesia, dari yang semula sebesar 4,76 juta ton pada 2024 menjadi 1,74 juta ton.

"1,74 juta ton itu prediksi kami soal produksi NPI di Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya dari Tsingshan," ucap Lynn.

Lynn tidak mengungkapkan secara spesifik jumlah produksi NPI yang dipangkas oleh Tsingshan. Yang terpenting, lanjut dia, produksi NPI di Indonesia untuk 2025 masih berada dalam kategori baik.

"Produksi secara keseluruhan di Indonesia masih baik," kata Lynn.

Dalam forum Indonesia Critical Minerals Conference, Global Sales Head Eternal Tsingshan Group Limited Steven Chen menyampaikan bahwa pemangkasan produksi tersebut disebabkan oleh keuntungan yang menipis.

Permasalahan keuntungan atau margin yang menipis tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi secara global. Ada margin yang nyaris nol, bahkan mencapai nol.

Apabila situasi tersebut terus berlanjut, menurut Steven, tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak pemangkasan produksi NPI.

"Bahkan beberapa operasi kecil kemungkinan tutup," katanya.

Baca juga: Industri pengerjaan logam sebut tarif baja Trump momen perluas pasar

Baca juga: APNI sebut hilirisasi nikel jangan mundur meski tekanan global masif

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |