Jakarta (ANTARA) - Acara Anugerah Lembaga Sensor Film 2025 akan menampilkan 18 kategori yang berfokus pada penghargaan sensor mandiri sebagai bentuk dukungan pada ekosistem perfilman Indonesia agar menjadi ruang tontonan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Karena sejak 2021 lembaga sensor film mencanangkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri, maka program prioritas ini kami leburkan untuk menjadi bagian dari apresiasi, hampir seluruhnya dari 18 kategori memiliki nama sensor mandiri terbaik atau peduli sensor mandiri,” kata Ketua Panitia Anugerah LSF 2025 Gustav Aulia dalam acara konferensi pers Anugerah LSF 2025 di Jakarta, Rabu.
Gustav mengatakan, cara ini adalah bagian dari sosialisasi gerakan LSF agar masyarakat tidak hanya bisa memilih dan memilah tontonan tapi juga sebagai pengingat bagi sineas dalam membuat karya untuk menentukan target penontonnya dan melakukan sensor mandiri sejak awal produksi hingga promosi.
Baca juga: LSF RI tegaskan penyensoran tidak lagi memotong film
Sosialisasi sensor mandiri juga dilakukan dengan adanya maskot badak Jawa bercula satu yang merepresentasikan LSF yang mengayomi dan melindungi masyarakat dalam hal literasi untuk kampanye menonton sesuai usia.
Total ada 58.415 materi film, iklan promosi dan tayangan televisi yang masuk ke dalam sistem e-SiA S LSF (Sistem Administrasi Penyensoran Berbasis Elektronik) sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024 untuk dikurasi menjadi tiga nominasi dalam setiap kategori.
Mulai dari Film Bioskop Semua Umur Sensor Mandiri Terbaik, hingga Poster Film Sensor Mandiri Terbaik. Selain itu ada juga empat kategori untuk televisi, seperti Televisi Sensor Mandiri Terbaik hingga Televisi Peduli Pendidikan.
Baca juga: LSF RI luncurkan laman perfilman yang aksesibel disabilitas
Sementara itu Ketua Dewan Juri Anugerah LSF 2025 Hadi Artomo mengatakan penilaian meliputi segi kuantitatif dan kualitatif di mana selain jumlah, juga dilihat kelayakan film sebagaimana diamanatkan Permendikbud No 14 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Kriteria Penyensoran, Penggolongan Usia penonton, dan Penarikan Film dan Iklan Film dari Peredaran.
“Penjurian dilakukan secara independen dengan mempertimbangkan kualitas artistik, nilai edukasi, dan kontribusi terhadap budaya bangsa. Saat ini sudah ada 10 besar nomine yang terpilih. Nantinya akan dikerucutkan menjadi tiga besar, hingga kemudian terpilih pemenang dari masing-masing kategori,” papar Hadi.
Baca juga: LSF berperan lindungi masyarakat dari film yang tidak sesuai norma
Selain penamaan kategori baru, Anugerah LSF 2025 juga menetapkan tema “Suar Ragam Layar untuk Indonesia” dan menghadirkan trofi baru yang berubah, dari sebelumnya berbentuk replika pita seluloid, kali ini menampilkan nuansa semangat dengan bentuk api atau suar dihiasi ornamen motif ukiran dan batik Nusantara.
Perubahan trofi Anugerah LSF 2025 dilakukan mengingat LSF bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan kebudayaan, yang tahun ini pertama kalinya Anugerah LSF digelar sejak Kementerian Kebudayaan terpisah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Anugerah Lembaga Sensor Film 2025 akan diadakan secara live di stasiun televisi nasional tanggal 7 September 2025 pukul 19.00 WIB.
Baca juga: LSF: Penyensoran film bagian dari edukasi publik
Baca juga: LSF gelar acara nobar untuk kampanyekan gerakan sensor mandiri
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.