Anggota DPR apresiasi Polda Sumbar tangani kasus perusakan rumah doa

1 month ago 6

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Martin Daniel Tumbelaka mengapresiasi langkah cepat Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) dalam menangani kasus perusakan rumah doa umat Kristen Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang pada Minggu (27/7).

“Kami mengapresiasi langkah cepat Polda Sumbar yang telah menangkap para terduga pelaku. Ini menunjukkan bahwa negara tidak tinggal diam terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi, namun penegakan hukum harus terus dilanjutkan hingga tuntas,” kata Martin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Dia menilai penangkapan tersebut sebagai langkah awal yang penting, namun tidak serta merta boleh berhenti sampai pada tahapan tersebut saja.

“Jika ada aktor lain yang mengarahkan atau memprovokasi, mereka juga harus dimintai pertanggungjawaban,” ucapnya.

Dia pun mengingatkan bahwa tindakan kekerasan atas nama apapun tidak dapat dibenarkan.

Untuk itu, dia meminta seluruh pihak menjaga ketenangan sosial dan tidak menyebarkan narasi yang memperkeruh keadaan.

“Kita semua punya tanggung jawab menjaga ruang hidup bersama. Rumah ibadah, apa pun agamanya, adalah tempat yang harus dilindungi. Keberagaman adalah fondasi negara ini," tuturnya.

Dia juga mengingatkan negara tidak boleh kalah oleh tindakan kekerasan dan intoleransi, menyusul peristiwa perusakan rumah doa milik jemaat GKSI di Padang tersebut.

“Negara harus hadir dan tegas. Ini bukan sekadar soal bangunan yang dirusak, tetapi soal rasa aman warga negara. Tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan main hakim sendiri,” kata dia.

Sebelumnya, Wakapolda Sumbar Brigjen Polisi Solihin menyebutkan polisi sudah mengamankan sembilan orang terkait dengan kasus dugaan perusakan rumah doa umat kristen GKSI Anugerah Padang yang terjadi pada Minggu (27/7).

Jumlah itu bisa saja terus bertambah apabila nantinya ditemukan bukti keterlibatan pelaku lainnya.

"Percayalah, polisi akan menindaklanjuti kasus ini dan tidak boleh ada di Sumatera Barat ini yang main hakim sendiri," kata Brigjen Polisi Solihin.

Adapun Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Vasko Ruseimy menegaskan perusakan rumah doa umat GKSI Anugerah Padang sama sekali tidak mencerminkan sikap masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi toleransi.

"Bagaimanapun juga, saya tidak membenarkan adanya kekerasan dan intimidasi dalam bentuk apapun. Peristiwa seperti ini -perusakan rumah doa- harus kita sikapi secara berimbang," kata Vasko.

Ia menegaskan, Sumbar dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal, toleransi, dan kehidupan beragama yang damai.

Oleh karena itu, intoleransi dalam bentuk apapun tidak bisa dibenarkan dan sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai masyarakat Minangkabau yang berlandaskan prinsip "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah."

Menurut Vasko, pemerintah dan pihak terkait masih mendalami secara komprehensif penyebab perusakan rumah doa umat Kristen di Kota Padang. Termasuk memahami akar persoalan yang muncul ke publik. Sebab, di era digital, informasi menyebar dengan sangat cepat dan mudah membentuk persepsi seolah-olah Sumbar intoleran.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |