Bulog dorong peran pemuda menjadi pelaku rantai pasok pangan

2 hours ago 2
Adik-adik Gen Z bisa ikut mendistribusikan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), minyak, gula, dan komoditas lainnya.

Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog mendorong generasi muda untuk aktif menjadi pelaku rantai pasok pangan nasional guna memperkuat distribusi, menjaga stabilitas harga, serta memastikan ketahanan pangan Indonesia tetap kokoh dan berkelanjutan.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan generasi muda atau Gen Z kini punya peluang besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional dengan menjadi bagian dari rantai distribusi bahan pokok secara mandiri dan fleksibel dari rumah.

"Adik-adik Gen Z bisa ikut mendistribusikan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), minyak, gula, dan komoditas lainnya," kata Febby dalam Nusantara Food Summit 2025 yang digelar di Tangerang, sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin.

Melalui dukungan platform digital, peluang itu tidak hanya memperluas jaringan distribusi pangan, tetapi juga membuka ruang bagi Gen Z untuk memperoleh keuntungan sekaligus berkontribusi bagi ekonomi nasional.

"Tidak perlu punya toko, cukup dari rumah dengan dukungan platform digital. Dan di situ bisa dapat cuan (uang),” katanya pula.

Selain itu, Bulog membuka ruang kemitraan dari sisi hulu hingga hilir, mulai dari kerja sama on-farm dengan petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan), penyediaan bahan baku untuk pabrik-pabrik penggilingan Bulog di sentra produksi, hingga pengembangan gudang komoditas untuk memperkuat kapasitas cadangan pangan.

"Kapasitas gudang kami saat ini mencapai 3,8 juta ton, namun kebutuhan terus bertambah seiring peningkatan produksi dalam negeri. Generasi muda yang punya lahan bisa membangun gudang komoditas dan bekerja sama dengan Bulog,” ujar Febby.

Peluang bisnis di sektor pangan terbuka luas terutama bagi generasi muda. Bulog mengelola jaringan distribusi pangan bernama Rumah Pangan Kita (RPK) yang kini telah berkembang menjadi lebih dari 27.000 jaringan di seluruh Indonesia.

Febby menjelaskan situasi pangan nasional menunjukkan perkembangan positif. Di tahun 2025 ini, Indonesia tidak melakukan impor beras, merupakan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Ia menegaskan pula bahwa Bulog berperan pada dua sisi sekaligus yakni menyerap gabah/beras petani di hulu dan menstabilkan harga pangan di hilir.

"Ketika harga pangan naik di suatu daerah, Bulog harus turun untuk melakukan operasi stabilisasi,” ujarnya pula.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa produksi beras dalam negeri di sepanjang tahun ini diproyeksikan mencapai 34 juta ton setara beras. Sedangkan konsumsi mencapai 31 juta ton per tahun.

“Pemerintah tidak boleh mengambil risiko. Ketersediaan beras harus tetap terjamin di seluruh wilayah, termasuk di daerah-daerah sulit akses seperti pegunungan Papua, meskipun biaya distribusinya tinggi,” katanya lagi.

Febby juga menekankan bahwa BUMN pangan itu tidak hanya menjalankan penugasan untuk beras, tetapi juga membuka ruang pada sektor komersial yang lebih dinamis.

"Kami bisa berkolaborasi dalam pemasaran ayam, telur, daging, cabai, dan komoditas pangan lainnya. Peluangnya ada, dan ini momentum bagi generasi muda dari petani menjadi founder, dari lokal menjadi nasional,” ujar Febby pula.

Baca juga: Masa depan beras SPHP, dari subsidi ke ketahanan pangan berkeadilan

Baca juga: Dirut Bulog: Tinjau pasar di Medan stabilkan harga beras jelang Natal

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |