Jakarta (ANTARA) - PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) menerbitkan produk bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah BRI-MI Jakarta Lingkar Baratsatu (KIK EBA Syariah BRI-MI BJLB1) senilai Rp1,95 triliun, sebagai upaya mendukung pembiayaan strategis bagi pembangunan infrastruktur nasional.
Direktur Utama BRI-MI Tina Meilina mengatakan produk ini merepresentasikan minat pelaku pasar terhadap inovasi produk investasi alternatif berbasis prinsip syariah, sekaligus menjadi tonggak penting pengembangan investasi syariah di pasar modal Indonesia.
Pencatatan ini merupakan milestone yang memperkuat posisi BRI-MI sebagai pionir dalam pengembangan investasi syariah yang berintegritas dan berkelanjutan, ujarnya, di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin.
"Pencatatan KIK EBA Syariah BRI-MI JLB di bursa hari ini membuktikan bahwa prinsip syariah, transparansi, dan nilai ekonomi dapat berjalan beriringan dalam satu instrumen investasi yang kredibel," ujar Tina.
Ia mengatakan, pencatatan KIK EBA Syariah BRI-MI JLB menjadi momentum penting bagi akselerasi pertumbuhan instrumen keuangan syariah di Indonesia yang saat ini masih memiliki ruang ekspansi besar, yang mana produk BRI-MI ini mendapatkan peringkat AAA dari Pefindo.
“Melalui pencatatan ini, BRI-MI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat ekosistem investasi Syariah nasional, serta mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pembiayaan berkelanjutan yang inklusif dan etis,” ujar Tina.
Dia melanjutkan, pencatatan ini mengukuhkan produk BJLB1 yang dikelola oleh BRI-MI ini sebagai produk KIK EBA Syariah pertama di sektor infrastruktur yang tercatat di BEI.
Dalam peluncuran, turut dihadiri mitra strategis perseroan, diantaranya PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) selaku Originator, Maybank Indonesia sebagai Bank Kustodian, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Agen Penampungan (escrow agent) serta BCA Sekuritas sebagai Penata Laksana.
Baca juga: BRI-MI inisiasi pembentukan DINFRA Climate Resilience Fund
Baca juga: BRI-MI catatkan dana kelolaan hingga Rp20,98 triliun
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































