Analis: Restrukturisasi lewat RUPO/RUPSU opsi paling ideal bagi WIKA

3 hours ago 6
Restrukturisasi bisa jadi 'runway' tambahan buat WIKA, bisa 2–3 tahun untuk stabilisasi. RUPO/RUPSU itu opsi preventif

Jakarta (ANTARA) - Head of Research PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai restrukturisasi melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) menjadi opsi paling ideal bagi PT Wijaya Karya Persero Tbk (WIKA).

“Restrukturisasi bisa jadi 'runway' tambahan buat WIKA, bisa 2–3 tahun untuk stabilisasi. RUPO/RUPSU itu opsi preventif,” kata Wafi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan arus kas WIKA yang berbasis proyek makin menipis akibat penundaan berbagai proyek dari pemerintah.

Sementara kewajiban yang jatuh tempo masih besar dan penerimaan perusahaan tidak sebanding dengan kebutuhan pembayarannya.

Tanpa adanya renegosiasi atas tenor dan bunga, kata dia, tekanan likuiditas akan makin berat dan dapat mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.

“RUPO/RUPSU relevan karena cash flow project-based makin tipis akibat penundaan proyek pemerintah, kewajiban jatuh tempo masih besar, sementara penerimaan nggak sebanding, tanpa renegosiasi tenor dan bunga, tekanan likuiditas bisa makin berat,” ujar Wafi.

Senada, analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menyoroti urgensi tercapainya kesepakatan restrukturisasi antara WIKA dan krediturnya. Sebab, tanpa adanya kesepakatan, risiko hukum diperkirakan dapat meningkat dan merugikan pihak yang terlibat.

Menurut dia, restrukturisasi bukan hanya menjadi opsi, melainkan kebutuhan untuk menjaga kesehatan keuangan perseroan.

“Kalau tidak disepakati, maka bisa membuka ruang bagi kreditur untuk melakukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kepada WIKA,” tuturnya.

Sebagai catatan, setelah restrukturisasi Master Restructuring Agreement (MRA) pada Februari 2024, WIKA mencatat laba bersih sebesar Rp741,42 miliar untuk tahun 2024.

Sejumlah indikator juga menunjukkan bahwa restrukturisasi yang telah dijalankan sebelumnya berhasil memberikan ruang bagi perusahaan untuk menata ulang arus kas, mengelola kewajiban dan memperbaiki stabilitas keuangan.

Namun memasuki 2025, WIKA menghadapi tantangan baru akibat pemangkasan anggaran infrastruktur hingga kenaikan beban bunga yang jatuh tempo pada September 2024 dan kembali meninggi pada September 2025.

Baca juga: Progres 81,4 persen, Jembatan Kaca Bendungan Sukamahi rampung Mei 2026

Baca juga: PT WIKA telah sampaikan kajian merger BUMN Karya ke Danantara

Baca juga: WIKA targetkan Tol Seksi 2 Serang-Panimbang beroperasi Oktober 2026

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |