Jakarta (ANTARA) - Ahli Gizi di Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tambaloka, NTT, Albertina Susana Momo, menyatakan kehadiran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah setempat membawa perubahan nyata dalam pola konsumsi anak-anak sekolah hingga penyediaan lapangan kerja di daerah setempat.
Albertina, dalam pernyataannya melalui Tim Media Presiden Prabowo di Jakarta, Ahad, mengatakan dapur MBG di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, tidak hanya menyajikan makanan sehat dan bergizi seimbang, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dan memanfaatkan potensi pangan daerah.
“Kalau bahan makanan lokalnya sendiri kami di sini menggunakan bahan makanan lokal jagung. Di situ, jagung itu kandungan gizinya ada karbohidrat, ada juga serat, protein, terus ada juga kalsium di dalamnya, yang terkandung di dalamnya, ada juga vitamin," katanya.
Selain jagung, dapur MBG Tambolaka menyajikan beras sebagai sumber karbohidrat utama, ayam, telur, dan ikan sebagai protein hewani, serta tempe, tahu, dan aneka sayuran lokal sebagai pelengkap gizi.
Baca juga: Survei IPO: 68 persen responden nilai MBG berjalan baik
Baca juga: Program MBG di NTT tingkatkan partisipasi siswa di sekolah
Ia mengatakan, pendekatan dapur MBG ini tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga mendorong perubahan perilaku konsumsi di rumah tangga.
"Semoga dengan ini juga, orang tua lebih membuka pola pikir mereka, di mana mereka ‘oh, ternyata makanan yang baik untuk anak saya itu seperti ini dan seperti itu," katanya.
Lebih dari sekadar dapur umum, menurut Albertina kegiatan MBG di Tambolaka turut menciptakan lapangan kerja baru. Para petani lokal, ibu rumah tangga, hingga tenaga gizi dan akuntansi yang sebelumnya menganggur kini ikut terlibat dalam proses produksi dan distribusi makanan bergizi.
“Contohnya, juga buat kami tenaga gizi yang masih menganggur, terus akuntansi yang masih menganggur, untuk masyarakat yang luas contohnya untuk ibu-ibu mereka yang belum ada pekerjaan, jadi mereka bisa bekerja di dapur,” kata Albertina.
Dengan pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir, dari petani ke dapur, dari dapur ke rumah tangga, kata Albertina, program MBG di Tambolaka menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan pangan nasional dapat bersinergi dengan misi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.*
Baca juga: SPPG Tambolaka NTT berdayakan petani lokal dalam Program MBG
Baca juga: Ibu hamil di Sumba Barat Daya berbagi cerita manfaat program MBG
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025