Kupang (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan saat ini jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mencapai 50 SPPG dari target 585 SPPG.
“Sampai hari ini capaian SPPG di NTT baru tercapai sekitar sembilan persen dari total target 585 SPPG,” kata Staf khusus BGN Redy Hendra kepada wartawan di Kupang, Senin.
Dia menyampaikan hal ini ketika menggelar konferensi pers terkait ratusan anak di Kota Kupang yang alami keracunan, diduga akibat konsumsi Makanan bergizi gratis (MBG) pada 22 Juli 2025 lalu.
Redy mengatakan dari 50 SPPG yang sudah beroperasi di NTT itu sudah melayani 143 ribu anak di provinsi berbasis kepulauan itu.
Baca juga: BGN sampaikan permohonan maaf terkait insiden keamanan pangan di NTT
Lebih lanjut, kata dia, jumlah tersebut akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun 2025 nanti sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Redy mengakui dalam pelaksanaan MBG di seluruh Indonesia dan khususnya di NTT, masih banyak kekurangan. Karena itu dia mengatakan memerlukan masukan dari seluruh pihak agar program yang baru berjalan itu bisa dilaksanakan secara sempurna.
Pelaksanaan MBG ini, lanjut dia, sudah dilaksanakan di sejumlah negara di dunia baik itu negara berkembang dan sedang berkembang dan sukses dilaksanakan.
“Kami butuh masukan dari orang tua, guru, dan siswa, serta media juga tentu karena program ini baru dilaksanakan dalam pemerintahan ini dan banyak sekali kekurangan, karena itu kami menanti masukan dan kritik untuk kami tindaklanjuti,” ujar Redy.
Baca juga: Ombusman respon kasus keracunan MBG di NTT, soroti soal distribusi
Dia memberi contoh jika dalam satu hari pelayanan MBG ada menu yang tidak layak, pihaknya membuka pelaporan di website agar bisa diberikan masukan. Masukan akan disampaikan ke SPPG terkait yang melayani MBG ke sekolah-sekolah, tidak hanya di NTT tetapi seluruh Indonesia.
“Mudah-mudahan ke depan program ini semakin baik lagi, karena memang tujuan dari program yang dijalankan Pak Presiden ini sangat mulia,” ujarnya.
Sebelum menggelar konferensi pers BGN dan sejumlah pihak juga sudah meninjau SPPG Kelapa Lima I yang menyalurkan MBG kepada sejumlah siswa di SMP Negeri 8.
Saat ini pendistribusian MBG ke SMP Negeri 8 dihentikan sementara waktu, mengingat para siswa dan orang tua masih trauma dengan peristiwa keracunan akibat MBG.
Baca juga: BGN hentikan sementara operasional SPPG di NTT
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.