Jakarta (ANTARA) - Musim 2025 yang dijalani Alexander Zverev diwarnai pasang surut dan kemunduran, tetapi hal itu tidak akan membuatnya melupakan tujuan utamanya untuk mencapai peringkat satu dunia.
Meskipun petenis No.2 dalam peringkat ATP itu telah meraih capaian yang mengesankan -- salah satunya juara bertahan ATP Masters 1000 Internazionali BNL d’Italia di Roma yang berlangsung pekan ini -- hasrat untuk mencapai puncak lebih membara dari sebelumnya.
"Peringkat 1 dunia? Akan menyenangkan, saya belum pernah merasakannya. Saya yakin saya bisa, jadi kita lihat saja nanti," kata Zverev dalam konferensi pra-turnamen Roma Open, dikutip dari ATP, Rabu.
"Saya di sana (peringkat 2) karena saya memenangi turnamen. Saya di sana karena saya memiliki hasil. Sistem peringkat tidak berbohong. Anda mendapat poin karena memenangi pertandingan, Anda mendapat poin karena memenangi gelar."
Zverev memiliki kesempatan untuk melampaui Jannik Sinner di peringkat teratas pada 2025, sementara petenis Italia itu menyelesaikan periode tiga bulan skorsing dalam perjanjian penyelesaian kasus dengan Badan Antidoping Dunia (WADA).
Namun, setelah mencapai final ketiganya di Australian Open, Zverev tersingkir lebih awal pada sejumlah turnamen sebelum tiba di Munich.
Baca juga: Gauff dan Andreeva berpeluang kembali bertemu di perempat final Roma
Petenis Jerman itu mengakui bahwa ia merasakan dampak dari dua pekan yang melelahkan di Australian Open, tetapi bangkit kembali dengan gelar pertamanya musim ini di kandang sendiri.
"Saya tahu saya tidak bermain sesuai standar saya,” kata Zverev tentang catatan 6-6-nya antara Australian Open dan Munich, menurut indeks menang/kalah ATP.
"Saya tahu saya tidak bermain sesuai dengan apa yang ingin saya lakukan. Tetapi Carlos (Alcaraz) juga tidak, kemudian ia memenangi Monte Carlo."
"Apakah menurut Anda Novak (Djokovic) senang dengan hasilnya? Apakah menurut Anda Carlos senang dengan hasilnya? Saya tidak senang dengan hasil saya," ujar petenis berusia 28 tahun itu.
"Pada akhirnya, dalam pertandingan besar, momen-momen besar, saya masih percaya pemain-pemain top akan bangkit, dan saya masih percaya bahwa saya akan menemukan tenis saya untuk turnamen-turnamen terbesar."
Setelah memenangi tujuh dari delapan pertandingan sebelumnya, Zverev tampaknya menemukan performa terbaiknya di waktu yang tepat menjelang Roma Open.
Dua dari 24 gelar Zverev di level tur diraih di ibu kota Italia (juga pada 2017) itu. Namun, ia akan memulai pertahanan gelarnya sebagai No. 3 di ATP Live Rankings, setelah kehilangan 1.000 poin dan membutuhkan pekan yang kuat untuk mempertahankan ritme dalam mengejar No. 1 dunia.
Baca juga: Sinner tak ingin berekspektasi terlalu tinggi di Roma Open
Pencapaian Zverev berakhir di babak keempat Madrid pekan lalu, saat mengalami kekalahan ketiga berturut-turut dari Francisco Cerundolo. Meski hasilnya mungkin menyakitkan, petenis Jerman itu gembira saat membahasnya.
"Sejujurnya, saya benci bermain dengannya. Saya pikir di luar pemain papan atas, seperti Jannik dan Carlos, dia mungkin yang paling sulit saya lawan," kata Zverev sambil tersenyum.
"Namun, secara keseluruhan, saya pikir level tenis saya baik-baik saja (di Madrid). Saya pikir saya memainkan tiga pertandingan yang cukup bagus di sana. Juga menang di Munich pekan sebelumnya... Saya merasa tenis saya berada di posisi yang tepat saat ini."
Zverev akan memulai perjuangannya mempertahankan gelar di Roma melawan Camilo Ugo Carabelli atau petenis kualifikasi/lucky loser. Ia berpotensi bertemu Alcaraz dalam pertandingan semifinal.
"Saya merasa percaya diri di sini," ujar Zverev.
"Saya sangat menyukai tempat ini, jadi saya harap saya bisa bermain sebaik tahun lalu dan memenangi banyak pertandingan."
Baca juga: Sinner kembali berkompetisi di Roma usai jalani skorsing
Baca juga: Djokovic mengundurkan diri dari ATP Masters 1000 Roma
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025