Hong Kong (ANTARA) - Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) mempublikasikan daftar 100 klaster inovasi teratas di Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII) 2025, dengan klaster inovasi Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou menempati peringkat pertama dunia.
Seorang juru bicara (jubir) pemerintah Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong mengatakan bahwa peringkat klaster inovasi yang dipublikasikan oleh WIPO itu mencerminkan pengakuan internasional yang tinggi terhadap kapasitas inovasi Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area/GBA) Guangdong-Hong Kong-Makau.
Hong Kong akan terus berkolaborasi erat dengan kota-kota kembar GBA untuk memajukan pengembangan inovasi dan teknologi serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membangun China sebagai bangsa inovatif dan mendorong kemajuan umat manusia, kata jubir itu.
Wakil Direktur Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China Zhang Zhicheng mengatakan bahwa klaster inovasi Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou menjadi salah satu klaster inovasi papan atas dunia selama beberapa tahun berturut-turut, sembari menekankan tentang lanskap inovasi China yang dinamis.
Wakil Menteri di Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China Chen Jiachang menuturkan bahwa Hong Kong memiliki institusi-institusi penelitian kelas dunia, kumpulan talenta internasional, dan sistem kekayaan intelektual yang kuat, yang menjadikannya pusat utama dalam jaringan inovasi global. Pemerintah pusat China sepenuhnya mendukung SAR Hong Kong dalam mempercepat pembangunan sebuah pusat inovasi dan teknologi internasional.
Pemeringkatan Klaster GII mengidentifikasi konsentrasi-konsentrasi lokal dari aktivitas inovasi kelas dunia menggunakan tiga metrik utama, termasuk pengajuan paten internasional melalui Perjanjian Kerja Sama Paten (Patent Cooperation Treaty/PCT) WIPO, publikasi ilmiah, dan yang baru ditambahkan tahun ini, jumlah kesepakatan pendanaan modal ventura.
Sebelumnya, klaster inovasi Shenzhen-Hong Kong-Guangzhou menempati posisi kedua selama lima tahun berturut-turut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.