Jakarta (ANTARA) - “Sayonara sayonara sampai berjumpa pula...”
Lirik lagu Sayonara terasa pas untuk menggambarkan momen perpisahan antara tiga KRL generasi pertama dengan para pengguna setianya maupun railfans yang selama ini menemani perjalanan mereka.
Setelah beroperasi selama 19 tahun di Jabodetabek, PT KCI akhirnya resmi pensiunkan tiga seri Kereta Rel Listrik (KRL) legendaris asal Jepang, yakni Tokyu Seri 8500 “Jalita”, Tokyo Metro seri 7000, dan JR East Seri 203.
Ketiga seri KRL ini menjadi pionir dalam modernisasi layanan KRL yang sebelumnya menggunakan kereta ekonomi tanpa AC. Kehadiran mereka menawarkan perjalanan yang lebih nyaman berkat fasilitas pendingin udara yang lebih nyaman dan aturan yang lebih tertata.
Alasan dipensiunkannya ketiga kereta ini tidak lepas dari faktor usianya yang sudah sangat tua serta semakin langkanya suku cadang. Wajar saja, karena kereta-kereta tersebut telah mencapai usia setengah abad sejak diproduksi pada 1975.
Sebelum diimpor oleh PT KCI, kereta-kereta tersebut sebenarnya sudah lebih dulu beroperasi di Jepang selama kurang lebih 25 tahun. Namun, aturan di Jepang yang hanya memperbolehkan penggunaan kereta maksimal selama 25 tahun membuat PT KCI tertarik untuk mengimpor unit-unit tersebut.
KRL Seri Tokyu 8500 “Jalita”
Dari ketiga kereta tersebut, KRL Seri Tokyu 8500 atau yang kerap dijuluki “Jalita” (Jalan-Jalan Lintas Jakarta) ini berperan penting dalam sejarah KAI Commuter.
Mengapa begitu? Sebab, kereta ini merupakan KRL pertama yang dibeli langsung oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang saat itu saat itu masih bernama Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) pada 2006 usai memisahkan diri dari induk perusahaannya, PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Seri Tokyu 8500 mulai didatangkan ke Indonesia secara bertahap mulai dari 2006 hingga 2009 dengan total jumlah 64 unit.
Bentuk bodinya yang kotak membuat kereta ini mudah dikenali, bahkan para penggemar kereta di Jepang menjulukinya dengan “Toko Roti”. Ciri khas utamanya adalah bodinya yang menggunakan material stainless steel sehingga memberikan tampilan kokoh sekaligus berpola gelombang pada permukaannya
Salah satu rangkaiannya, yakni 8613F tampil dengan livery berwarna merah-abu-hitam-kuning, lengkap dengan tulisan besar “JALITA” di bagian depan, yang menjadi ciri khas sekaligus ikon PT KCI.
Sayangnya, rangkaian ini menjadi sasaran perusakan oleh penumpang yang disebabkan oleh wacana penghapusan layanan kereta ekonomi non-AC pada 2011. Kekacauan yang terjadi di Stasiun Jakarta Kota ini menyebabkan kerusakan parah pada keseluruhan rangkaian 8613F, mengharuskannya berhenti beroperasi pada Juni 2012.
Livery ikonik Jalita pada akhirnya diwariskan kepada rangkaian 8618F yang tiba di Jakarta pada Agustus 2008.
Setelah itu, Jalita hanya melayani rute pendek Jakarta Kota-Tanjung Priok sebelum akhirnya dipensiunkan ke Depo Pasirbungur, Jawa Barat.
Baca juga: Harga tiket kereta api Jakarta--Semarang untuk libur Natal & Tahun Baru 2025
Baca juga: Daftar harga tiket kereta api Jakarta-Jogja periode libur Nataru 2025
Baca juga: Penyelidikan Whoosh, KPK duga ada tanah negara dijual lagi ke negara
Pewarta: Nadine Laysa Amalia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































