Blitar (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian memberikan apresiasi kepada pihak swasta di Kabupaten Blitar Jawa Timur yang turut berkontribusi dalam pengelolaan limbah peternakan sapi yang ramah lingkungan yaitu menjadi biogas.
Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono dalam peresmian instalasi biogas peternakan sapi di Kabupaten Blitar Jawa Timur Rabu mengatakan, pemerintah saat ini berupaya untuk mewujudkan pertanian dan peternakan yang berkelanjutan, bukan hanya soal peternakan, tetapi juga turut memberikan solusi atas limbah yang dihasilkan dari peternakan.
"Fasilitas biogas dengan kapasitas 12.000 m³ ini bukan hanya menjadi bukti komitmen sektor swasta dalam pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam mendukung program energi baru terbarukan nasional," katanya.
Baca juga: Greenfields Indonesia terus bina peternak lokal
Ia menambahkan, Kementerian Pertanian sangat mengapresiasi inisiatif ini. Pengelolaan limbah peternakan yang terintegrasi dengan pemanfaatan energi terbarukan adalah bagian dari transformasi pertanian dan peternakan modern yang kita dorong bersama.
"Fasilitas ini menjadi reaktor biogas terbesar di sektor peternakan sapi perah di Indonesia, dan kami berharap hal ini dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha peternakan lainnya di seluruh Tanah Air," ujar dia.
Dirinya berharap adanya kolaborasi yang terjalin baik demi ketahanan pangan ke depannya.
"Terus kolaborasi dan berinovasi untuk mewujudkan pertanian yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan demi ketahanan pangan dan energi bangsa," katanya.
Baca juga: Menperin minta Greenfields serap susu lokal
Sementara itu, CEO Greenfields Indonesia Akhil Chandra mengatakan, sebagai perusahaan dengan peternakan sapi perah terbesar di Asia Tenggara, perusahaan terus memperkuat visi ‘Greenfields Farming Philosophy’, yaitu menjamin setiap produksi berjalan secara terintegrasi, bertanggung jawab dan berpihak pada keberlanjutan lingkungan sembari mendukung kesejahteraan komunitas lokal.
"Fasilitas biogas ini semakin menggarisbawahi komitmen kami pada pilar keberlanjutan, khususnya dalam memanfaatkan limbah peternakan sapi perah menjadi energi baru dan terbarukan, menciptakan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, serta bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku," katanya.
Ia menambahkan, reaktor biogas dengan kapasitas 12.000 m³ yang dimiliki perusahaan ini menjadi fasilitas biogas peternakan sapi perah terbesar di Indonesia.
Fasilitas ini mampu mengelola limbah peternakan sapi perah dari 10.000 ekor sapi menggunakan teknologi biodigester menjadi gas metana dengan rata-rata produksi 7.200 m³ per hari.
Baca juga: Kemarin, ancaman krisis air hingga kotoran sapi jadi energi alternatif
General Manager Farm Greenfields Dairy Indonesia Richard A. Slaney menambahkan, sistem biogas yang dibangun perusahaan selama hampir dua tahun tersebut dirancang sesuai standar baku mutu limbah terkini dan dapat membuka berbagai peluang baru, termasuk sebagai pembangkit listrik dan potensi untuk dikreditkan ke otoritas karbon kredit guna mengurangi emisi karbon.
"Gas metana yang diproduksi bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik hingga 15.800 kilowatt-jam per hari. Selain itu, gas metana ini juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk cair terkompresi yang bernilai ekonomis tinggi dan mendukung program energi baru terbarukan nasional," ujarnya.
Ia menambahkan, fasilitas biogas ini turut memproses limbah peternakan menjadi pupuk organik cair bagi tanaman rumput odot yang dimanfaatkan untuk pakan sapi.
Pupuk organik cair ini juga digunakan untuk budidaya tanaman kopi di sekitar peternakan sehingga dapat meningkatkan nilai jual kopi lokal dengan sertifikasi organik.
Baca juga: Peneliti UGM manfaatkan lempung untuk olah kotoran sapi jadi bio oil
“Ke depannya, kami terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan limbah peternakan sebagai sumber daya yang bernilai dan mendorong penerapan praktik peternakan modern yang lebih bertanggung jawab, sehingga bersama-sama kita dapat mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi,” kata Akhil.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.