Jakarta (ANTARA) - Aktor peraih Oscar Morgan Freeman menuduh teknologi kecerdasan buatan (AI) melakukan "perampokan" dengan fitur kloning dan menggunakan suaranya tanpa izin.
Bintang pendukung film "Bruce Almighty" (2003) itu menegaskan tidak pernah memberi otorisasi kepada AI untuk mengkloning vokal khasnya, dan menekankan bahwa replikasi tanpa persetujuan pemilik yang asli adalah pelanggaran hak kekayaan intelektual.
"Saya sama seperti aktor lain, jangan meniru saya dengan kepalsuan. Saya dibayar untuk melakukan hal-hal semacam itu, jadi jika anda melakukannya tanpa persetujuan saya, anda merampok saya," ujar Freeman dalam wawancara The Guardian yang diterbitkan pada Senin (10/11) dilansir dari Mirror, Selasa.
Aktor yang kini berusia 88 tahun itu mengisyaratkan sedang memproses tindakan lewat jalur hukum, karena suara yang ia gunakan untuk film, seperti dalam dokumenter "March of the Penguins", menjadi sumber pendapatannya.
"Pengacara saya sangat, sangat sibuk," kata pemeran Thaddeus Bradley dalam film "Now You See Me: Now You Don't" (2025) itu.
Baca juga: Wikipedia minta pengembang AI cantumkan sumber saat gunakan kontennya
Ia menambahkan, timnya menemukan "banyak" kasus replikasi suaranya yang dimungkinkan dengan teknologi AI dan tengah menindaklanjuti "cukup banyak" di antaranya.
Namun Freeman tidak menyebut secara spesifik tentang di mana suaranya pernah dikloning.
Bersamaan dengan pengungkapan kekesalan terhadap teknologi AI yang bisa kloning suara tanpa persetujuannya, Freeman juga mengungkapkan tanggapan "tipis-tipis" terhadap Tilly Norwood, seorang "aktris AI".
"Tidak ada yang menyukainya karena dia tidak nyata dan itu mengambil bagian dari orang sungguhan, jadi itu tidak akan berhasil dengan baik di film atau di televisi. Tugas serikat pekerja adalah menjaga aktor tetap berakting, jadi akan ada konflik itu," kata Freeman.
Tilly diciptakan oleh aktor dan komedian Belanda Eline Van der Velde dan perusahaan AI-nya Particle6.
Mereka telah mempromosikannya sebagai "aktor AI" pertama dan secara resmi mengumumkannya pada September.
Tilly mendapat reaksi keras dari sejumlah aktor, termasuk Emily Blunt, Melissa Barrera dan Simu Liu, serta serikat aktor Amerika (Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists/ SAG-AFTRA) yang seluruhnya menolak AI menggantikan aktor manusia.
Mereka melanjutkan dengan mengatakan Tilly bukanlah seorang aktor tetapi "karakter yang dihasilkan oleh program komputer yang dilatih berdasarkan karya pemain profesional yang tak terhitung jumlahnya – tanpa izin atau kompensasi."
Mereka menyebutkan bahwa Tilly tidak memiliki pengalaman hidup atau emosi yang dapat diambil dari serikat pekerja yang menyatakan bahwa penonton tidak ingin menonton "konten yang dihasilkan komputer yang tidak terikat dari pengalaman manusia".
Menanggapi reaksi penolakan tersebut, Eline menulis pernyataan panjang lebar yang diunggah ke akun Instagram miliknya pada 28 September.
Sebagian, dia mengklaim bahwa dia melihat Tilly bukan sebagai "pengganti manusia, tetapi sebuah karya kreatif – sebuah karya seni" dan bahwa dia melihat AI sebagai "alat baru", membandingkannya dengan "animasi, boneka atau CGI."
Baca juga: AI untuk publikasi dan posisi Indonesia sebagai pusat riset dunia
Baca juga: China manfaatkan AI untuk atasi kesenjangan layanan kesehatan
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































