BNPT dan UNODC perkuat pencegahan radikalisasi online di Indonesia

1 hour ago 2
kemitraan antara BNPT RI dan UNODC tidak hanya sebatas pertukaran kebijakan, tetapi juga komitmen jangka panjang dalam memperkuat ketahanan sosial dan digital terhadap ancaman radikalisme di Indonesia dan Asia Tenggara

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bersama dengan Badan PBB untuk urusan narkoba dan kejahatan (UNODC) sepakat memperkuat pencegahan radikalisasi daring (online) di Indonesia, dalam kunjungan kehormatan di Jakarta (7/11).

Kepala BNPT RI Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono menegaskan pentingnya memperkuat strategi bersama dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks.

Prevention is key dan bidang online radicalization menjadi area penting untuk terus bersama UNODC bekerja sama dalam pencegahannya,” ujar Komjen Pol. Eddy dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Saat menerima kunjungan kehormatan UNODC (7/11) itu, ia pun menyoroti kemunculan pola baru penyebaran paham radikal, termasuk melalui platform permainan daring yang menargetkan anak-anak dan remaja.

Untuk itu, Eddy menyampaikan apresiasi yang tinggi serta terima kasih terhadap peran dan dukungan UNODC dalam memperkuat kerja sama internasional pada penanggulangan terorisme.

Baca juga: Mendikdasmen:Penggunaan AI dalam pendidikan diiringi kesalehan digital

Khususnya, kata dia, pada penanggulangan terkait perkembangan terkini, yakni ancaman terhadap radikalisasi terhadap perempuan dan anak di ruang digital.

Menurut dia, kemitraan antara BNPT RI dan UNODC bukan merupakan hal baru, melainkan hasil kolaborasi panjang yang telah menghasilkan berbagai program nyata.

“Kerja sama selama ini menunjukkan komitmen bersama dalam penanggulangan terorisme di Indonesia,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, UNODC, melalui perwakilannya, Delphine Schantz, turut menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap penyalahgunaan teknologi yang berkembang pesat, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan permainan daring.

“Banyak individu muda yang berpotensi terekspos. Karena itu, UNODC mendukung program Indonesia dalam membangun youth network untuk ketahanan digital yang bisa dimasukkan ke dalam rekomendasi Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE),” ujar Schantz.

Dia menegaskan UNODC berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap pendanaan terorisme di ruang digital.

Baca juga: AI dan pentingnya generasi digital non-radikalis

Namun demikian, Perwakilan Regional UNODC untuk Asia Tenggara dan Pasifik tersebut menyampaikan apresiasi terhadap berbagai capaian Indonesia yang konsisten dan progresif dalam implementasi kebijakan pencegahan ekstremisme kekerasan.

Dirinya mengaku melihat banyak kemajuan yang sejalan dengan rekomendasi UNODC. Indonesia menghadirkan perspektif yang berbeda dalam penanganan terorisme, baik dari sisi rehabilitasi maupun pencegahan.

"Pendekatan ini bisa menjadi model bagi kawasan,” ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas penguatan kerja sama di bidang pencegahan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan terutama dalam upaya menghadapi tren baru radikalisasi di ruang digital.

Pertemuan tersebut mempertegas kemitraan antara BNPT RI dan UNODC tidak hanya sebatas pertukaran kebijakan, tetapi juga komitmen jangka panjang dalam memperkuat ketahanan sosial dan digital terhadap ancaman radikalisme di Indonesia dan Asia Tenggara.

Selain itu, kunjungan turut menandai langkah konkret kedua lembaga dalam memperkuat pencegahan radikalisasi daring dan memastikan generasi muda terlindung dari penyalahgunaan teknologi oleh kelompok ekstremis.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |