Banyumas (ANTARA) - Universitas Terbuka (UT) Purwokerto, Jawa Tengah, terus memperkuat peran sebagai perguruan tinggi negeri yang menghadirkan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh, melalui pengembangan ekosistem digital yang fleksibel dan terjangkau bagi masyarakat.
“Siapa pun bisa kuliah di UT karena inputnya terbuka, pembelajarannya fleksibel, dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu,” kata Direktur UT Purwokerto Prasetyarti Utami, di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Sabtu,
Menurut dia, UT menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh secara penuh, yang terus dikembangkan sejalan dengan kemajuan teknologi, termasuk penerapan digital learning ecosystem atau ekosistem pembelajaran digital.
Baca juga: Pengamat nilai Rektor baru UT mampu siapkan Generasi Emas 2045
“Ekosistem digital ini membuat seluruh layanan pembelajaran di UT terintegrasi secara daring, mulai dari registrasi, materi kuliah, hingga ujian. Dengan begitu mahasiswa bisa belajar mandiri dan tetap mendapatkan mutu akademik yang terjamin,” katanya.
Saat ini, kata dia, mahasiswa aktif UT tercatat lebih dari 700 ribu orang tersebar di seluruh Indonesia, dengan sekitar 35 ribu diantaranya aktif mengikuti perkuliahan di UT Purwokerto. Bahkan UT juga melayani lebih dari 6.000 mahasiswa yang berada di luar negeri dan tersebar di 50 negara.
“Alhamdulillah, UT mampu mengelola jumlah mahasiswa yang besar. Tidak hanya di dalam negeri, juga di luar negeri, dan semuanya dapat dilayani melalui sistem digital,” kata Prasetyarti.
Baca juga: Rektor UT sebut ilmu sosial diperlukan sebagai kompas moral masyarakat
Lebih lanjut dia mengatakan kualitas pembelajaran UT setiap tiga tahun sekali mendapat asesmen dari lembaga internasional, seperti Asian Association of Open University (AAOU) maupun lembaga penjamin mutu pendidikan terbuka lainnya.
“Artinya, mutu pembelajaran di UT selalu dikontrol secara ketat. Jadi mahasiswa tidak perlu ragu dengan kualitasnya,” kata Prasetyarti.
Selain itu biaya pendidikan lebih terjangkau. Dengan biaya awal sekitar Rp500 ribu, masyarakat sudah dapat mendaftar kuliah, kemudian melanjutkan pembayaran sesuai paket semester yang dipilih.
“Skema pembiayaan yang fleksibel ini membuka peluang bagi masyarakat luas, termasuk yang bekerja sambil kuliah atau penyandang disabilitas, untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” katanya.
Baca juga: Menko PMK resmikan gedung baru UT Surabaya dan Salut Pesantren
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.