Uskup Antonius Subianto terbang ke Vatikan hadiri pemakaman Paus

4 hours ago 8
Orang bijak tidak pernah benar-benar wafat, tetapi justru semakin hidup

Jakarta (ANTARA) - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin berangkat ke Vatikan pada Kamis malam untuk menghadiri upacara pemakaman Sri Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia.

"Beliau akan mewakili Gereja Katolik Indonesia dalam upacara pemakaman Bapa Paus. Pemakaman akan dilaksanakan besok hari Sabtu," ujar Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo seusai Misa Requiem di Katedral Jakarta, Kamis.

Kehadiran perwakilan Indonesia dalam prosesi pemakaman dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap Paus Fransiskus, yang memiliki kedekatan emosional dengan umat Katolik di Tanah Air.

Baca juga: Kenang Paus, Menag sampaikan duka dan harapan di Katedral Jakarta

Baca juga: Pigai sebut penugasan ke Vatikan bentuk cinta hormat RI terhadap Paus

Menurut dia, duka atas wafatnya Paus Fransiskus tak hanya dirasakan oleh umat Katolik saja, tetapi juga oleh masyarakat lintas agama di Indonesia. Maka kehadiran Uskup Antonius Subianto juga seolah mewakili masyarakat Indonesia yang tengah berduka.

"Seandainya Paus Fransiskus tidak datang (ke Indonesia) bulan September yang lalu, mungkin tidak akan seperti ini. Tetapi ketika Masyarakat Indonesia melihat seperti itu Paus Fransiskus mereka terketuk hatinya," ujar Kardinal Suharyo.

Pada Kamis, Gereja Katedral Jakarta menggelar Misa Requiem untuk mengenang wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus. Sejumlah duta besar maupun perwakilannya hadir mengikuti Misa.

Baca juga: Umat Kristiani padati Katedral Jakarta kenang Paus Fransiskus

Baca juga: Keuskupan Jakarta hidupkan semangat Paus Fransiskus melalui Belarasa

Menteri Agama Nasaruddin Umar juga sempat berkunjung ke Gereja Katedral sebelum dimulainya Misa. Pada momen ini, Menag mengajak seluruh umat untuk meneladani warisan pemikiran dan nilai-nilai yang pemimpin umat Katolik dunia tersebut tinggalkan.

"Meski beliau telah wafat, pesan-pesannya akan tetap hidup di dalam batin kita. Orang bijak tidak pernah benar-benar wafat, tetapi justru semakin hidup, seperti lilin yang terus menyala dalam kalbu dan pikiran kita. Ke mana pun kita pergi, cahaya itu akan selalu ada bersama kita," ujar Menag.

Menag juga menyampaikan dua pesan penting terkait Deklarasi Istiqlal yang ia tandatangani bersama Paus Fransiskus. Pesan pertama, kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan secara konstruktif.

"Kedua, penting bagi kita untuk menggunakan bahasa agama dalam mengajak umat bersahabat dengan alam. Jangan sampai kita menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang justru mempercepat kehancuran dunia ini," kata Menag.

Baca juga: Teriring doa warga Indonesia bagi Paus Fransiskus

Baca juga: PSI: Paus Fransiskus simbol Kasih dan perdamaian

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |