Jakarta (ANTARA) - Pelabuhan Internasional Batam Center menjadi jalur favorit keberangkatan pekerja migran ilegal, kata Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.
Dia mengungkapkan hal itu saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pelabuhan penumpang tersebut pada Kamis (24/4), seperti dikutip dalam keterangan pers dari Kementerian P2MI.
Menurut Karding, Batam Center telah lama menjadi titik transit berbagai calon pekerja migran ilegal dari berbagai penjuru tanah air.
"Ada dari Aceh, NTB, Lampung, dan daerah lainnya. Artinya, Batam ini jadi jalur yang sangat strategis untuk pengiriman (pekerja migran) ilegal," kata dia.
Dia menekankan perlunya upaya mendesak untuk mengantisipasi keberangkatan pekerja migran ilegal dengan sistem deteksi dini yang lebih kuat di pelabuhan-pelabuhan.
Meski sistem saat ini sudah berjalan dengan cukup baik, tetapi belum mampu menekan angka keberangkatan pekerja migran ilegal secara signifikan, kata Karding.
"Sistem yang ada sudah cukup oke, tapi kita perlu cari pola baru. Kita harus bisa mendeteksi lebih awal, jangan sampai mereka lolos," katanya, menegaskan.
Dia berharap seluruh petugas pelabuhan bisa meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan dalam mengenali calon pekerja migran ilegal.
"Jumlah yang lolos mungkin bisa jauh lebih banyak dari yang kita duga. Maka, petugas harus tahu pola-pola baru dan lebih responsif terhadap situasi," kata dia.
Menurut Karding, sidak yang dilakukannya itu merupakan bagian dari komitmen Kementerian P2MI untuk memberantas praktik-praktik perdagangan orang dan melindungi pekerja migran Indonesia sejak dari hulu, sebelum mereka meninggalkan tanah air.
Baca juga: Menteri P2MI sebut perlindungan PMI perlu kolaborasi
Baca juga: Wamen P2MI serap aspirasi dari perusahaan penempatan pekerja migran
Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025