Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum meluncurkan Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) guna memudahkan proses pengurusan hak atas produk ilmu pengetahuan perguruan tinggi tersebut.
"Kita ingin bisa lebih kompetitif dalam menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan, hak cipta, hak paten, dan lainnya," kata Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Noorhaidi usai peluncuran Sentra HKI di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, selama ini banyak produk ilmu pengetahuan yang dihasilkan para dosen dan mahasiswa kampus tersebut, tetapi karena tidak ada yang mengurus secara khusus, maka tidak terdaftar secara memadai.
"Dengan adanya Sentra HKI ini kami ingin semua produk, inovasi paten, kekayaan intelektual hak cipta yang diciptakan sivitas akademika ini bisa didaftarkan dan diakui sebagai produk ilmu pengetahuan kami," katanya.
Baca juga: Kemenkumham fasilitasi kampus bentuk Sentra Kekayaan Intelektual
Dia mengatakan, keberadaan DJKI Kemenkum sebagai lembaga yang memberikan pengakuan terhadap hak cipta dan paten tersebut, maka UIN ingin ada prosedur yang memungkinkan kampus untuk mengakselerasi proses pendaftaran hak cipta dan kekayaan intelektual.
"Jadi, kita upayakan nanti produk-produk kami itu bisa didaftarkan dengan cara yang cepat, karena terus terang kita tertinggal di situ. Oleh karena itu, melalui Sentra HKI ini mudah-mudahan dalam satu hingga dua tahun ke depan posisi kita sudah memadai di dalam dunia perpatenan dan HKI secara umum," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) KI Kemenkum Razilu mengatakan, dari kekayaan intelektual secara keseluruhan, hanya paten yang permohonan dari luar negeri lebih banyak dibandingkan dengan yang berasal dari dalam negeri.
Baca juga: Unand hasilkan 13.349 kekayaan intelektual selama satu dekade terakhir
"Kalau yang lainnya sebagian besar berasal dari Indonesia, ada yang 80 persen sekian, kalau paten secara rata-rata dalam satu dekade sekitar 34 persen berasal dari Indonesia, sisanya dari luar," katanya.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.