Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) mengusung cara baru dalam melakukan aksi lingkungan melalui forum internasional.
Konferensi bertajuk Religious Environmentalism in Actions: Knowledge, Movements, and Policies yang berlangsung pada 16–18 Juli 2025 di Kampus UIII Depok, Jawa Barat ini menjadi ruang temu para akademisi, aktivis, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk merumuskan aksi nyata penyelamatan lingkungan berbasis nilai-nilai keagamaan.
Baca juga: Kemenag gagas teologi hijau untuk kelestarian lingkungan
"Kehidupan di alam semesta lahir dari keharmonisan hubungan manusia dan alam," kata Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Pada kesempatan itu, Menag Nasaruddin menyoroti pentingnya eco-theology atau teologi lingkungan.
Nasaruddin mengkritik cara pandang modern yang mendesakralisasi alam, serta tafsir keagamaan yang maskulin dan eksploitatif.
Ia menegaskan bahwa alam adalah manifestasi sakral dari Tuhan yang tak boleh dieksploitasi.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menekankan bahwa isu lingkungan tak cukup dipandang dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan kebijakan semata.
"Ini juga soal iman, pendidikan dan gaya hidup," ujarnya.
Abdul Mu'ti juga menyoroti ancaman riil perubahan iklim, seperti mencairnya es kutub dan tenggelamnya negara-negara pulau.
Menurutnya, tantangan ini bersifat ekologis sekaligus kognitif dan budaya, terutama terkait pola konsumsi yang tak terkendali.
Oleh sebab itu, ia menekankan urgensi pendidikan lingkungan sejak dini, termasuk melalui program daur ulang dan pemanfaatan limbah di sekolah.
Baca juga: Din Syamsudin : Umat Muslim Wajib Selamatkan Bumi
Baca juga: Krisis iklim, MUI ajak pemuka agama berperan bangun kesadaran ekologis
Konferensi ini lahir dari keyakinan bahwa komunitas beragama memainkan peran strategis dalam merespons krisis iklim.
Fokus utamanya menggali bagaimana pengetahuan dan etika lingkungan dalam ajaran agama dapat ditransformasikan menjadi gerakan sosial yang berdampak dan kebijakan publik yang berkelanjutan.
Selain sesi pleno dan panel diskusi, acara ini juga diramaikan dengan pemutaran film serta pameran bertema Green Religion Photography, Green Craft, dan Green Project Poster yang menampilkan inisiatif-inisiatif ramah lingkungan dari berbagai komunitas.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.