Jakarta (ANTARA) - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama (Kemenag) memperkuat kapasitas para aktor kerukunan atau juru damai di sejumlah daerah yang dinilai rentan terjadi konflik sosial keagamaan.
Kepala PKUB Kemenag Adib Abdushomad mengatakan sejumlah wilayah seperti Sukabumi, Depok, dan beberapa daerah di Sumatera Barat, akan menjadi fokus dalam program pelatihan resolusi konflik yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Kami rencanakan bulan depan ada penguatan bagi aktor-aktor resolusi konflik, terutama di daerah-daerah seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat. Beberapa kasus sebelumnya terjadi di Sukabumi dan Depok, ini yang menjadi perhatian kita," kata Adib di Jakarta, Selasa.
Sebagai bagian dari penguatan kapasitas tersebut, lanjutnya, PKUB akan menyelenggarakan pelatihan khusus bagi calon juru damai bekerja sama dengan Wali Songo Mediation Center. Pelatihan dijadwalkan berlangsung di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Baca juga: Kemenag apresiasi pemda jaga kerukunan umat lewat Harmony Award 2025
"Nanti para aktor kerukunan itu akan mendapatkan sertifikasi, sehingga memiliki kapasitas yang memadai dalam mediasi dan penanganan konflik berbasis keagamaan," katanya.
Pelatihan tersebut, lanjut dia, akan melibatkan perwakilan daerah yang sebelumnya belum dapat mengikuti program serupa, terutama dari wilayah-wilayah yang menunjukkan potensi atau riwayat konflik.
"Terkait Sukabumi misalnya, kami minta perwakilan dari Jawa Barat untuk ikut serta. Mereka akan jadi bagian dari jaringan juru damai yang bisa diandalkan ketika muncul potensi konflik," kata dia.
Sebagai upaya preventif, pihaknya akan meluncurkan sistem deteksi dini konflik sosial keagamaan yang diberi nama Si Rukun. Aplikasi ini akan diluncurkan pada 29 September 2025 dan diharapkan dapat memperkuat peran negara dalam mencegah eskalasi konflik sejak dini.
Baca juga: PKUB Kemenag matangkan sistem deteksi dini cegah konflik keagamaan
"Tugas PKUB itu merawat kerukunan. Karena itu, sebelum konflik meledak, kami perlu sistem peringatan dini. Si Rukun ini menjadi bagian dari strategi kita agar jangan sampai konflik terjadi," kata Adib.
Ia menambahkan ketika konflik sudah terjadi, peran aktor juru damai menjadi krusial untuk memediasi dan menyelesaikan masalah di tingkat akar rumput.
"Kita tidak ingin menunggu sampai konflik pecah. Tapi kalau sudah terjadi, setidaknya kita punya orang-orang yang terlatih untuk masuk dan menengahi," kata Adib Abdushomad.
Baca juga: Upaya Indonesia jadi juru damai dunia melalui "Indo Defence" 2025
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.