Mataram (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram mengajak masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan cara yang baik agar pesan yang disampaikan lewat beranda tidak melukai hati orang lain.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram Muhammad Saleh Ending mengatakan masyarakat harus bijak dalam memanfaatkan media sosial.
"Penggunaan media sosial dengan cara yang baik supaya tidak mengganggu kohesivitas sosial yang sudah terbangun baik selama ini. Jangan sampai gara-gara hanya persoalan diksi bahasa atau komunikasi yang salah membuat ruang konflik di tengah masyarakat," ucapnya di Mataram, Kamis.
Hal itu disampaikan Muhammad Saleh dalam seminar internasional bertajuk Digital Da’wa and Islamic Communication Transformation in the Technology Era yang diselenggarakan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram.
Kegiatan itu mengundang sejumlah pembicara, di antaranya konselor dan aktivis sosial Singapura Bibi Jan dan pengajar mata kuliah analisis masalah sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Pajar Hatma Indra Jaya.
Saleh menuturkan era digital yang berlangsung saat ini membuat setiap orang mempunyai kuasa melalui ponsel pintar yang mereka miliki.
Baca juga: Mahasiswa UIN Mataram diminta jaga persatuan di tengah keberagaman
Oleh karena itu, ketika seseorang mempublikasikan hasil karya atau cara berkomunikasi harus mengedepankan etika yang mencakup rasa hormat, empati, sopan santun, dan kejujuran agar ruang komunikasi yang terbentuk melalui media sosial menjadi harmonis dan efektif.
"Ada cara etik supaya tidak melukai orang lain, perasaan orang lain karena dunia kita ini tanpa batas. Yang jauh didekatkan dan yang dekat dijauhkan (akibat media sosial)," kata Saleh.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa media sosial merupakan infrastruktur komunikasi modern yang bisa digunakan untuk kepentingan dakwah.
"Kalimat dakwah yang digunakan harus mengandung pesan agama yang baik, tidak menghujat, tidak melukai perasaan, menghargai toleransi, menghargai kebhinnekaan, dan menghargai aspek kemanusiaan," katanya.
Konselor dan aktivis sosial Singapura Bibi Jan menyoroti pengguna internet aktif di Indonesia yang didominasi oleh kalangan remaja.
Data We Are Social and Hootsuite pada tahun 2023 menyebut lebih dari 91 persen remaja Indonesia berusia 13-18 tahun adalah pengguna media sosial aktif dengan 84 persen mengakses media sosial setiap hari.
Baca juga: DPR ajak masyarakat bijak gunakan media sosial
"Situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga seluruh dunia, termasuk Singapura. Internet itu baik untuk berkomunikasi dan mencari informasi, tetapi terkadang banyak yang menyalahgunakan untuk perundungan maupun pelecehan secara daring," ujar Bibi Jan.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.