Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh membuka kesempatan kepada lulusan sarjana di Provinsi Aceh untuk bergabung dalam Program Magister Internasional Peace and Development Studies yang telah diluncurkan perguruan tinggi tersebut.
“Pembukaan program pascasarjana perdamaian dan pengembangan masyarakat yang diasuh Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ini merupakan wujud komitmen UIN Ar-Raniry dalam berkontribusi untuk perdamaian Aceh,” kata Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman di Darussalam, Banda Aceh, Rabu.
Di sela-sela peluncuran program magister internasional tersebut ia menjelaskan pembukaan program itu adalah langkah bersejarah. Di mana setelah 20 tahun damai, Aceh bukan objek studi, tetapi menjadi subjek yang membagikan hikmah dan pengalamannya kepada dunia.
Ia mengatakan program tersebut dirancang dengan pendekatan multidisiplin dan berbasis konteks yang menjadikan pengalaman damai Aceh sebagai laboratorium hidup dalam studi akademik.
“Mahasiswa tidak hanya mempelajari teori resolusi konflik, tetapi juga terlibat langsung dalam dinamika rekonsiliasi, keadilan transisional, serta kearifan lokal dan keagamaan dalam merawat perdamaian,” katanya.
Ia mengatakan mahasiswa dalam program tersebut akan menempuh pendidikan di dua negara yakni Aceh, Indonesia dan di Bangkok, Thailand.
Prof Mujiburrahman menyebut program magister yang dibuka dengan melibatkan dua negara itu merupakan bagian mewujudkan UIN Ar-Raniry menuju universitas kelas dunia. Di mana dalam pembelajaran menghadirkan dosen dari dalam dan luar negeri termasuk praktisi perdamaian.
Baca juga: Rektor UIN: Keputusan Prabowo tunjukkan kearifan terhadap Aceh
Baca juga: 28 mahasiswa UIN Ar-Raniry mengabdi di Malaysia dan Thailand
Program tersebut bekerja sama dengan International Institute of Peace and Development Studies (IIPDS) yang berbasis di Bangkok, serta jaringan Asian Muslim Action Network (AMAN) International.
IIPDS adalah lembaga riset dan pelatihan yang merupakan rujukan bagi pegiat perdamaian, aktivis, dan akademisi di Asia, dengan fokus pada studi perdamaian, resolusi konflik, dan pembangunan berkelanjutan. Sementara AMAN International merupakan jaringan cendekiawan dan aktivis Muslim progresif di Asia yang aktif mempromosikan keadilan, hak asasi manusia, dan perdamaian melalui pendekatan lintas iman dan aksi sosial.
Mujiburrahman berharap program tersebut mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga mumpuni sebagai praktisi dan negosiator perdamaian di tingkat global.
Wakil Rektor I UIN Ar Raniry, Prof Muhammad Yasir Yusuf menambahkan, untuk mahasiswa luar negeri perguruan tinggi memiliki skema beasiswa kompetitif bagi sepuluh kandidat terpilih.
Presiden AMAN, Prof Kamaruzzaman mengatakan ada beberapa mata kuliah inti yang ditawarkan, di antaranya Perdamaian dan Studi Agama-Agama, Perdamaian dan Komunikasi, Kajian Perdamaian dan Transformasi Konflik, Women, Peace and Security, Ekologi, Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan, Agama dan Perdamaian, Hak Asasi Manusia, dan Kesehatan Mental.
"Ini adalah program kelas internasional yang kami rancang untuk menjawab kebutuhan studi perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di tingkat global," katanya.
Baca juga: UIN Aceh dorong program satu KK satu sarjana diadopsi 22 daerah
Baca juga: Rektor UIN harap Presiden respon surat Gubernur Aceh soal Blang Padang
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.