Tujuh jenis pupuk kimia dan fungsinya untuk pertumbuhan tanaman

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Pupuk menjadi salah satu kunci penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Selain pupuk organik, pupuk kimia juga banyak digunakan karena kandungan nutrisi-nya yang terukur dan cepat diserap tanaman.

Jenis-jenis pupuk kimia pun beragam, masing-masing memiliki kandungan unsur hara yang berbeda dan kegunaan khusus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Agar tidak salah pilih, penting untuk memahami terlebih dahulu jenis-jenis pupuk kimia beserta manfaatnya.

Berikut ulasan lengkapnya mengenai jenis-jenis pupuk kimia, yang bisa membantu Anda menentukan pupuk kimia yang tepat untuk tanaman Anda, yang telah dilansir dari berbagai sumber

Jenis-jenis pupuk kimia

1. Pupuk NPK Phonska (Nitrogen, Fosfat, Kalium)

Pupuk NPK Phonska dikenal karena kandungan lengkap unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta unsur tambahan seperti sulfur, magnesium, dan natrium.

Kombinasi zat ini mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara menyeluruh dari memperkuat akar, mencegah pertumbuhan kerdil, hingga memaksimalkan penyerapan nutrisi dari tanah. Pupuk ini fleksibel untuk digunakan baik sebagai pupuk dasar maupun susulan.

2. Pupuk urea

Jenis pupuk ini banyak digunakan petani karena mengandung nitrogen dalam jumlah tinggi, yakni sekitar 46%. Kandungan nitrogen ini penting dalam pembentukan klorofil sehingga mempercepat proses fotosintesis.

Namun, Urea juga dapat membuat tanah bersifat asam akibat kandungan gas asam arangnya. Karena sifatnya yang sensitif terhadap panas dan kelembapan, penyimpanannya perlu dilakukan di tempat sejuk dan kering agar kualitasnya tetap terjaga.

3. Pupuk ZA (Zwavelzure Amonium)

ZA adalah pupuk yang mengandung nitrogen sebesar 21% dan sulfur sebesar 24%. Biasanya digunakan sebagai pupuk dasar karena reaksinya tergolong lambat. Unsur hara yang dikandung-nya mampu meningkatkan kualitas hasil panen dan membantu tanaman lebih tahan terhadap serangan hama. Namun, karena sifatnya yang asam, pupuk ini sebaiknya tidak digunakan pada tanah muda yang cenderung sudah asam.

4. SP-36 (Super Phosphate)

SP-36 merupakan pupuk yang mengandung fosfor (P2O5) sebanyak 36%, yang diperoleh dari pencampuran asam sulfat dengan batu fosfat. Umumnya digunakan untuk tanaman hortikultura dan perkebunan, pupuk ini mampu merangsang pembentukan akar, mempercepat kematangan buah, dan memperbaiki mutu biji. Karena reaksinya netral dan pelarutan-nya tergolong lambat, SP-36 lebih cocok digunakan sebagai pupuk dasar.

5. Pupuk ZK (Zwavelzure Kali)

Pupuk ZK mengandung kalium sulfat (K2SO4) yang berbentuk serbuk putih atau butiran kecil. Pupuk ini sangat baik untuk tanaman seperti wortel dan kentang yang sensitif terhadap klorida.

Kandungan kalium yang tinggi dalam pupuk ini membantu memperkuat tanaman. Meski bersifat higroskopis, ZK bisa disimpan dalam waktu cukup lama, bahkan di lingkungan dengan kelembapan tinggi.

6. Pupuk KCl (Kalium Klorida)

KCl adalah pupuk berbentuk kristal merah atau merah muda yang mengandung sekitar 60% kalium (K2O). Mudah larut dan cepat diserap tanaman, pupuk ini sering digunakan untuk meningkatkan daya tahan tanaman. Namun, karena mengandung klorida yang bisa menjadi racun bagi tanaman tertentu seperti kentang dan wortel, penggunaannya perlu disesuaikan.

7. Dolomit (Kapur Karbonat)

Dolomit, atau kapur pertanian, kaya akan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dua unsur penting bagi kesuburan tanah. Sifatnya yang basa membantu menetralkan tanah yang terlalu asam dan menaikkan pH.

Biasanya berbentuk bubuk halus berwarna putih keabu-abuan atau kebiruan, dolomit mudah menyerap air dan semakin halus butirannya, semakin baik kualitasnya dalam memperbaiki tanah.

Baca juga: Mana yang lebih baik, pupuk organik atau pupuk kimia?

Baca juga: Mengenal tujuh jenis pupuk kompos

Baca juga: Kenali perbedaan pupuk organik dan kimia

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |