Kolombia resmi bergabung dalam "Belt and Road Initiative"

3 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Kolombia menjadi salah satu negara Amerika Latin yang resmi bergabung dalam kesepakatan pembangunan infrastruktur "Inisiatif Sabuk dan Jalan" (Belt and Road Initiative atau BRI) yang digagas China.

"Bergabungnya Kolombia secara resmi dalam pembangunan bersama 'Inisiatif Sabuk dan Jalan' berkualitas tinggi menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas dan level kerja sama kedua negara," kata Presiden China Xi Jinping dalam pertemuannya dengan Presiden Kolombia Gustavo Petro di Beijing pada Rabu.

Pertemuan itu dilakukan sehari setelah keduanya menghadiri pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Forum China-CELAC (Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia) di Beijing pada Selasa (13/5).

Inisiatif Sabuk dan Jalur (BRI) merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden Xi Jinping pada 2013 untuk membantu negara-negara dalam menginisiasi pembangunan berbagai infrastruktur dan mempromosikan konektivitas antarkawasan. Setidaknya ada 147 negara, termasuk Indonesia telah meneken kesepakatan dalam progam BRI.

"China bersedia mengimpor lebih banyak produk berkualitas dari Kolombia, mendukung perusahaan China untuk berinvestasi dan berusaha di Kolombia, serta berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur," tambah Presiden Xi.

Kedua negara juga dapat memperluas kerja sama di bidang transisi energi, kendaraan energi baru, ekonomi digital, kecerdasan buatan, dan bidang lainnya guna mewujudkan transformasi hijau dan rendah karbon.

"Kerja sama China-Amerika Latin merupakan bagian penting dari kerja sama Selatan-Selatan, sejalan dengan arus utama perkembangan dunia serta sesuai dengan kepentingan bersama China dan negara-negara Amerika Latin," tambah Presiden Xi.

Kolombia sebagai Ketua Bergilir CELAC, kata Presiden Xi,telah memberikan kontribusi penting bagi Forum China-CELAC.

"China bersedia bekerja sama dengan negara-negara Amerika Latin, termasuk Kolombia, untuk terus mendorong pembangunan komunitas China-Amerika Latin dengan masa depan bersama, demi memberikan manfaat yang lebih baik bagi rakyat kedua pihak," ungkap Presiden Xi.

Sementara Presiden Kolombia Gustavo Petro menyampaikan bahwa hubungan persahabatan antara Kolombia dan China telah berlangsung lama, dan Kolombia mengharapkan perkembangan hubungan yang lebih mendalam dengan China.

"Kedua pihak harus memperdalam saling kepercayaan bidang politik dan memperkuat dukungan timbal balik. Melalui pembangunan bersama dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan, kerja sama di bidang perdagangan, infrastruktur, energi terbarukan, dan kecerdasan buatan harus diperluas demi meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Presiden Petro.

Presiden Petro mengungkapkan saat ini situasi internasional sedang kompleks dan penuh perubahan, tindakan beberapa negara yang hanya mementingkan keuntungan sendiri dan tidak menguntungkan bagi dunia menjadikan semua negara harus bersatu untuk menghadapi tantangan tersebut.

"Kolombia bersedia mempererat kerja sama dengan China, bersama-sama membela keadilan dan keadilan internasional serta melindungi kepentingan bersama negara-negara berkembang," tambah Presiden Petro.

Setelah pertemuan, kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan "Rencana Kerja Sama antara Pemerintah Republik Rakyat China dan Pemerintah Republik Kolombia tentang Pembangunan Bersama Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21".

Sudah lebih dari 20 negara Amerika Latin berpartisipasi dalam program BRI dari Chia, tapi pada Februari 2025, Panama mengatakan akan keluar dari pakta tersebut.

Langkah Panama tersebut menurut China disebabkan oleh tekanan dari Amerika Serikat.

Baca juga: Italia berhenti dari program Inisiatif Sabuk dan Jalan milik China

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |