Bangkok (ANTARA) - Thailand pada Rabu (30/7) menyetujui penyesuaian pada program-program insentif utamanya guna mendorong para produsen meningkatkan ekspor kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), yang bertujuan untuk memperkuat posisi negara itu sebagai pusat produksi EV regional.
Para produsen yang berpartisipasi dalam program EV pemerintah Thailand, yang dimulai pada 2022 harus memproduksi kendaraan secara lokal sebagai kompensasi atas penerimaan subsidi dan keringanan bea masuk.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah direvisi, satu unit BEV yang diproduksi untuk ekspor akan dihitung sebagai 1,5 kendaraan dalam kuota produksi lokal mereka, sehingga memudahkan pemenuhan komitmen produksi, menurut Dewan Investasi (Board of Investment/BOI) Thailand.
"Revisi tersebut akan memungkinkan fleksibilitas yang lebih tinggi dan membantu Thailand, yang sudah menjadi pemimpin dalam industri manufaktur otomotif di kawasan ini, untuk menjadi basis produksi EV utama," ujar Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi.
Penyesuaian kebijakan itu terjadi ketika total investasi dalam rantai pasokan EV Thailand mencapai 137,7 miliar baht (1 baht = Rp505) atau setara 4,21 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.387) per Juni, menurut BOI dalam sebuah pernyataan.
Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekspor EV di negara Asia Tenggara tersebut menjadi sekitar 12.500 unit pada 2025 dan 52.000 unit pada 2026, sebagaimana diusulkan oleh Federasi Industri Thailand.
Pada paruh pertama 2025, registrasi mobil penumpang BEV baru melonjak 52,4 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 57.289 unit, yang mencakup 15 persen dari seluruh registrasi mobil baru di Thailand.
Sejauh ini, pemerintah Thailand telah memberikan subsidi dengan total lebih dari 12 miliar baht (sekitar 367,82 juta dolar AS) untuk 175.064 unit mobil BEV dan 34.559 unit sepeda motor listrik di bawah skema EV 3.0 dan EV 3.5.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































