Kanada buka peluang kerja sama penyimpanan karbon dengan Indonesia

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Kanada untuk Indonesia Jess Dutton menyatakan Ottawa terbuka untuk bekerja sama dengan Jakarta dalam pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS) guna mendukung transisi menuju energi bersih.

Dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Senin, Dubes Dutton mengatakan Kanada termasuk lima besar negara di dunia dalam pengembangan teknologi CCS, dengan delapan proyek aktif dari sekitar 70 proyek global.

“Kanada terbuka untuk berbagi pengetahuan dan bekerja sama dengan Indonesia, yang telah menunjukkan minat besar mengembangkan kemampuan di bidang CCS,” ujarnya.

Dutton menjelaskan, Kanada memiliki sektor minyak dan gas yang kuat, namun menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pengurangan emisi karbon dengan kebutuhan menjaga sektor energi yang vital bagi perekonomian.

Baca juga: Kementerian ESDM kembangkan industri CCS untuk buka peluang investasi

Salah satu solusi yang ditempuh adalah investasi pada teknologi ramah lingkungan seperti CCS, yang didukung kondisi geologi Kanada.

Meski kondisi geologi Indonesia berbeda, Dutton menilai kedua negara memiliki potensi besar untuk memperluas kerja sama di bidang CCS maupun energi bersih secara umum.

“Saya pikir, melalui berbagai bentuk kemitraan dan investasi, termasuk lewat lembaga multilateral, terdapat banyak peluang bagi kita untuk bersama mengembangkan teknologi ini agar dunia menjadi semakin hijau,” katanya.

Teknologi CCS dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) menjadi bagian penting dari strategi Indonesia mencapai target emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada 2060.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai penyimpanan karbon penting untuk mengurangi emisi dari industri sulit dikurangi, seperti semen, baja, dan petrokimia. Pemerintah menargetkan sebagian besar dari 15 proyek CCS dan CCUS akan beroperasi pada 2030.

Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon hingga 577,62 gigaton, terdiri atas 4,85 gigaton dari lapangan minyak dan gas yang habis serta 572,77 gigaton dari lapisan akuifer asin, menjadikannya salah satu negara dengan potensi penyimpanan karbon terbesar di dunia.

Baca juga: Penasihat Presiden ajak pengusaha turunkan emisi karbon di Indonesia

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |