Terbangunnya ekosistem olahraga lari di Indonesia

3 weeks ago 11
Ekosistem lari Indonesia bukan hanya tentang memecahkan rekor, melainkan tentang memastikan setiap orang memiliki kesempatan, fasilitas, dan dukungan untuk berkembang bersama.

Jakarta (ANTARA) - Olahraga lari sedang mengalami transformasi besar di Indonesia. Dulu, berlari kerap hanya dipandang sebagai aktivitas sederhana untuk menjaga kebugaran, dilakukan secara individual tanpa banyak persiapan. Kini, tren itu berubah cepat.

Lari berkembang menjadi bagian dari gaya hidup sehat, sarana ekspresi diri, dan arena pembuktian mental serta fisik.

Fenomena ini terlihat semakin kuat menjelang Jakarta Running Festival (JRF) 2025, di mana ratusan pelari pemula bersiap menorehkan debut mereka dalam ajang Virgin Marathon.

Di balik semangat itu, lahir kesadaran bersama bahwa keberhasilan pelari tidak hanya soal individu, tetapi juga tentang hadirnya ekosistem lari yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

Membangun ekosistem semacam itu memerlukan dukungan banyak pihak. Bukan hanya pelari yang bekerja keras, tetapi juga peran pelatih profesional, pakar medis, penyedia fasilitas, komunitas, hingga korporasi yang melihat olahraga sebagai bagian dari investasi sosial.

Kehadiran program pelatihan seperti Le Minerale Running Squad menjadi salah satu contoh inisiatif yang mempertemukan semua unsur tersebut dalam satu ruang kolaborasi.

Meski diinisiasi oleh pihak swasta, semangatnya jauh melampaui kepentingan komersial. Intinya adalah memastikan para pelari, terutama pemula, mendapatkan pembekalan yang tepat agar perjalanan mereka menuju garis finish lebih aman, efektif, dan penuh makna.

Yuna Eka Kristina, Head of Public Relations and Digital Le Minerale, menjelaskan bahwa program ini lahir dari pengamatan terhadap meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga lari, khususnya maraton.

Semakin banyak orang yang menjadikan maraton sebagai simbol tantangan diri, namun kesadaran akan pentingnya persiapan menyeluruh masih belum merata.

Dari sinilah peran pendampingan profesional menjadi penting, karena mempersiapkan tubuh dan pikiran untuk menempuh jarak jauh bukan sekadar tentang latihan fisik.

Menurut Yuna, program pendampingan penting dirancang untuk membangun komunitas pelari yang sehat dan berkelanjutan, bukan sekadar menyiapkan peserta untuk satu ajang kompetisi.

“Olahraga lari sekarang bukan sekadar hobi, tetapi sudah menjadi bagian gaya hidup. Namun untuk bisa menikmati prosesnya, dibutuhkan panduan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya.

Baca juga: Rekomendasi makanan yang harus dikonsumsi sebelum berlari

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |