Jakarta (ANTARA) - Penyanyi dan penulis lagu AS, Taylor Swift, mengumumkan dirinya telah memiliki kembali kendali penuh atas "master" rekaman enam album pertamanya yang asli, melalui sepucuk surat untuk penggemar di situs web miliknya pada Jumat (30/5).
"Semua musik yang pernah saya buat... kini menjadi milik saya," ujar Swift pada taylorswift.com, dilansir dari Guardian, Minggu.
Swift menambahkan, "Dan semua video musik saya. Semua film konser. Karya seni album dan foto. Lagu-lagu yang belum dirilis. Kenangan. Keajaiban. Kegilaan. Setiap era. Seluruh karya hidup saya". Swift terdengar lega setelah memiliki kembali kendali penuh seluruh karya awalnya setelah melalui penantian dan perjuangan yang panjang.
Perjuangan Swift bermula dari perselisihan hak cipta yang melibatkan penjualan master rekamannya oleh Scott Borchetta dari Big Machine Records kepada Scooter Braun tanpa persetujuannya.
Swift menandatangani kontrak dengan Big Machine Records pada tahun 2005 hingga November 2018. Seperti hampir semua artis muda, Swift tampaknya menandatangani kesepakatan yang tidak memberinya hak kepemilikan penuh atas rekaman albumnya, hanya royalti dari penjualan mereka.
Baca juga: Taylor Swift akan jadi presenter Grammy Awards 2025
Perjanjian itu "menyingkirkan saya dari karya hidup saya," ujar Swift kala itu, menurut laporan Guardian, ia khawatir haknya jatuh "ke tangan seseorang yang berupaya merusaknya".
Maka dengan berani, Swift merekam ulang dan merilis empat album lamanya di Big Machine, dan memberi judul "Taylor's Version" pada setiap album "re-mastering" tersebut.
Bahkan setelah Braun menjual katalog musiknya kepada Shamrock Capital senilai 360 juta dolar AS dan kemudian mengundurkan diri dari manajemen musik pada Juni 2024, kabar terkait Swift akan "re-mastering" setiap album lama dengan label "versi Taylor" tetap hangat — sebuah strategi bisnis yang secara bersamaan mendevaluasi versi asli, meningkatkan nostalgia, dan menjadi pondasi bagi tur konser Swift yang bertajuk "The Eras Tour".
Taylor Swift telah merilis empat album rekaman ulang yaitu "Fearless (Taylor's Version)" pada April 2021, "Red (Taylor's Version)" pada November 2021, "Speak Now (Taylor's Version)" pada Juli 2023, dan "1989 (Taylor's Version)" pada Oktober 2023.
Baca juga: Taylor Swift rayakan ulang tahun dengan pesta bertema Eras Tour
Proyek "re-mastered" album Swift tidak hanya menuai sukses besar secara komersial, namun juga memecahkan berbagai rekor. Album "1989 (Taylor's Version)" misalnya, mencatat penjualan pekan pertama terlaris sepanjang masa untuk album rekaman ulang dengan 1,65 juta kopi pada 2023, menurut laporan Variety.
Secara keseluruhan, keempat album Taylor's Version pun berhasil debut di posisi pertama tangga lagu Billboard 200, menjadikan Swift sebagai artis pertama yang berhasil menjual enam album berbeda lebih dari 1 juta kopi di pekan pertamanya, sejak Luminate mulai melacak penjualan album secara elektronik pada 1991, menurut laporan Billboard.
"The Eras Tour" juga memecahkan rekor sebagai tur konser terlaris sepanjang masa dengan pendapatan melebihi 2 miliar dolar, sekaligus menjadi tur musik pertama yang meraup 1 miliar dolar menurut Guinness World Records.
Baca juga: Daftar pemenang Billboard Music Awards 2024, Taylor Swift menang besar
Dukungan masif dari para penggemar, yang terwujud dalam antusiasme luar biasa terhadap album "Taylor's Version" dan kesuksesan global "The Eras Tour," diakui Swift sebagai faktor krusial yang memungkinkannya membeli kembali musiknya.
Swift mengatakan "dukungan penuh semangat yang kalian (para penggemar) tunjukkan pada album-album itu dan kisah sukses yang kalian ubah menjadi 'The Eras Tour' adalah alasan mengapa aku dapat membeli kembali musikku".
Swift juga menyatakan apresiasi kepada Shamrock Capital, pihak pertama yang menawarkan kesempatan kepadanya untuk membeli kembali karyanya secara langsung, tanpa ikatan, dan dengan otonomi penuh.
"Cara mereka (Shamrock Capital) menangani setiap interaksi yang kami lakukan adalah jujur, adil, dan penuh hormat," ujar Swift, menyoroti integritas perusahaan tersebut saat transaksi terjadi.
Baca juga: Top 10 artis terlaris Spotify 2024, Taylor Swift kembali jadi teratas
Swift dapat tegas kepada perusahaan yang belum konsisten memenuhi hak-hak musisi. Sebagai contoh, ia pernah menyatakan bahwa albumnya yang terkenal, "1989", hanya akan tersedia di Apple Music setelah perusahaan Apple menyetujui pembayaran royalti kepada artis selama periode uji coba layanan musik "streaming" mereka itu.
Keputusan itu muncul setelah Apple menuai kritik dari Swift dan musisi independen lainnya karena tidak membayar royalti kepada artis selama periode uji coba gratis, yang menimbulkan kontroversi di industri musik.
Atau saat menerima penghargaan "Woman of the Year" di Billboard tahun 2014, Swift menuntut kompensasi adil buat penulis, musisi, dan produser – poin yang dia singgung lagi lima tahun kemudian saat menerima penghargaan "Woman of the Decade" pada 2019, menurut laporan Guardian.
Meski proyek rekaman ulang album lama Swift belum semuanya dirilis, karena penggemar masih berharap "versi Taylor" dari album debut Swift yang bertajuk "Taylor Swift" dan album terakhirnya di Big Machine yang bertajuk "Reputation" dirilis, pencapaian itu tetap dirayakan oleh putri pasangan Scott dan Andrea Swift, serta para penggemar musik.
Baca juga: Kisah dan perjalanan karier Taylor Swift sebagai bintang pop dunia
Penerjemah: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025