Jakarta (ANTARA) - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) membukukan penjualan senilai Rp32,48 miliar pada kuartal I- 2025, atau tumbuh 12,43 persen year on year (yoy) dibandingkan senilai Rp28,89 miliar pada periode sama tahun 2024.
"Performa awal tahun merupakan cerminan hasil dari ekspansi bisnis yang dilakukan oleh perseroan pada tahun lalu," ujar Direktur Utama SBMA Rini Dwiyanti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Rini merinci perseroan membukukan penjualan Oxygen senilai Rp8,71 miliar pada kuartal I-2025, atau meningkat 32,84 persen (yoy) dibandingkan Rp6,56 miliar pada periode sama tahun 2024 .
Penjualan Acetylene menyumbang Rp8,15 miliar pada kuartal I-2025 atau menurun 6,21 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp8,69 miliar pada periode sama tahun 2024, dan penjualan Argon menurun 29 persen (yoy) menjadi Rp4,12 miliar pada kuartal I- 2025 dibandingkan Rp5,81 miliar pada periode sama tahun 2024.
Lalu, penjualan Nitrogen menurun 3,85 persen (yoy) menjadi Rp2,48 miliar pada kuartal I- 2025 dibandingkan Rp2,58 miliar pada periode sama tahun 2024.
Kemudian, penjualan Karbondioksida naik 44,34 persen (yoy) menjadi Rp1,90 miliar pada kuartal I- 2025, dibandingkan Rp1,31 miliar pada periode sama tahun 2024.
"Perseroan berhasil melakukan diversifikasi produk ke gas campuran yang pada periode ini terlihat mengalami pesanan yang naik signifikan hingga 96,58 persen jadi Rp5,88 miliar dari tahun sebelumnya Rp2,99 miliar," ujar Rini.
Dengan kinerja positif itu, SBMA membukukan laba kotor yang meningkat 11,24 persen (yoy) menjadi Rp15,05 miliar pada kuartal I-2025, dibandingkan Rp13,35 miliar periode sama tahun sebelumnya. Sehingga, laba neto tahun berjalan SBMA per 31 Maret 2025 adalah Rp1,97 miliar.
Pada sisi neraca, perseroan berhasil menurunkan liabilitas sebesar 3,72 persen (yoy) menjadi Rp59,76 miliar dari Rp62,07 miliar, sedangkan ekuitas meningkat 0,87 persen jadi Rp229,87 miliar dari Rp227,89 miliar, sehingga total aset secara keseluruhan jadi Rp289,64 miliar.
Demi meningkatkan efisiensi operasional dan mengatasi keterbatasan ruang penyimpanan, Rini menjelaskan perseroan membangun stasiun pengisian Argon dan Karbondioksida yang terpisah.
Sebelumnya, fasilitas pengisian Argon dan Karbon Dioksida berada di lokasi yang sama dengan stasiun pengisian Oksigen dan Nitrogen, yang menyebabkan kepadatan dan hambatan operasional.
Selain itu, pada April 2025, perseroan baru saja menambah 1.000 tabung acetylene dan 960 tabung oksigen dengan total investasi senilai Rp1,7 miliar.
"Pembelian ini sebagai salah satu strategi perseroan untuk meningkatkan distribusi demi menjangkau konsumen yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan pendapatan ke depan per bulan berkisar Rp800 juta hingga Rp1 miliar," ujar Rini.
Ia menjelaskan stasiun pengisian baru ini memiliki kapasitas produksi dan penyimpanan yang lebih besar, sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan lancar, meminimalisir waktu tunggu dan hambatan operasional.
"Dari segi keuangan, perseroan menunjukkan pertumbuhan yang positif, didukung oleh peningkatan pendapatan," ujat Rini.
Pihaknya optimistis prospek usaha tetap positif, seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur, khususnya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Pembangunan ini mendorong pertumbuhan sektor industri yang berkontribusi langsung terhadap meningkatnya permintaan gas industri," ujar Rini.
Dengan adanya ekspansi proyek-proyek strategis, baik di sektor manufaktur, konstruksi, maupun energi, perseroan memiliki peluang untuk memperluas pangsa pasar serta meningkatkan volume penjualan secara berkelanjutan.
Pada 2025, perseroan menatap peluang pertumbuhan yang signifikan, yang didukung oleh strategi ekspansi bisnis, inovasi produk, dan penguatan layanan yang terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing di industri.
"Target utama yang ingin dicapai perseroan pada 2025 meliputi peningkatan pangsa pasar, ekspansi layanan, serta optimalisasi kinerja keuangan dan operasional," ujar Rini.
Baca juga: SBMA fokus diversifikasi produk hingga penguatan SDM di 2025
Baca juga: SBMA targetkan penjualan dan jasa tumbuh pada 2025
Baca juga: SBMA: Strategi utama efisiensi operasional dan pengembangan produk
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025