Airlangga menerima anugerah bintang jasa dari Jepang

1 day ago 5
Perusahaan-perusahaan itu yang membuat hubungan kedua negara harus tetap dijaga lebih kuat....

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima anugerah Bintang Jasa Musim Semi Tahun 2025 “The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star” dari Pemerintah Jepang atas jasa dan kontribusinya dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Jepang dan Indonesia.

Selain menjadi simbol persahabatan Indonesia dan Jepang, Airlangga menilai anugerah penghargaan ini menjadi kado spesial dalam momentum peringatan HUT ke-80 RI pada tahun ini.

“Terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah mengizinkan saya hadir (di Jepang) untuk menerima penghargaan ini. Tentu kami mengapresiasi dukungan Pemerintah dan stakeholders Jepang dalam berbagai kerja sama dengan Indonesia, terutama sejak 2016 ketika saya menjadi Menteri Perindustrian, sampai dengan 2019 saya menjadi Menko Perekonomian,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dalam Press Briefing di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo setelah menerima penghargaan tersebut, Airlangga mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia mempunyai peran cukup penting.

Perusahaan-perusahaan itu yang membuat hubungan kedua negara harus tetap dijaga lebih kuat, sehingga akan menjaga keberlangsungan bisnis yang selama ini sudah berjalan baik.

Selain kepada Airlangga, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba juga memberikan penghargaan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2009-2014 Marty Natalegawa.

“Tadi (setelahnya) ada pertemuan dengan Kaisar Jepang. Di mana dalam pertemuan itu, Kaisar menyampaikan terima kasih atas kerja sama Jepang dengan negara-negara mitra, karena yang hadir di situ bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, Kaisar juga berpesan agar semuanya tetap sehat dan kembali dengan selamat,” ujar Menko Airlangga.

Adapun Indonesia turut aktif dalam inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diluncurkan oleh Perdana Menteri Jepang periode 2021-2024 Fumio Kishida pada gelaran G20 Tahun 2022 di Indonesia.

Salah satu proyek AZEC sudah diluncurkan pada 5 Mei 2025, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh, di Solok, Sumatera Barat.

Sementara itu, beberapa proyek yang masih dalam pipeline, seperti Proyek Legok Nangka Waste-to-Energy, PLTP Sarulla, serta Proyek Jaringan Transmisi antara Jawa-Sumatera.

“Untuk AZEC, Pemerintah Jepang sudah menyiapkan dana khusus sebesar 500 juta dolar AS, dan sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan lebih dari 175 MoU, yang dalam pipeline itu beberapa proyeknya terkait pengurangan emisi menuju Indonesia Net Zero Emission di 2060,” ujar dia lagi.

Dalam lawatan ke Jepang kali ini, Airlangga bertemu antara lain dengan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang Muto Yoji.

Pada pertemuan itu, telah disepakati penguatan kerja sama sektor perdagangan dan investasi, serta didorong juga penyelesaian IJEPA yang sudah diratifikasi Parlemen Jepang dan targetnya di Indonesia akan diselesaikan pada semester II-2025 mendatang.

Kemudian, dengan Federasi Bisnis Jepang atau Kaidanren yang beranggotakan 1.542 perwakilan usaha, 106 asosiasi industri, dan organisasi ekonomi regional dari 47 perfektur di Jepang.

“Kaidanren terus mendukung posisi Indonesia dalam proses aksesi di OECD maupun CP-TPP. Lalu, dengan JCCI, terdapat beberapa proyek yang sudah berjalan seperti MRT di Jakarta, dan terakhir kemarin baru saja disepakati terkait PLTP Muara Laboh yang menjadi bagian dari AZEC. Potensi kerja sama ke depan terbuka untuk sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur berkelanjutan,” ujar Airlangga.

Hingga 2024, Jepang merupakan investor asing terbesar ke-6 bagi Indonesia, dengan nilai investasi yang mencapai 3,46 miliar dolar AS.

Pada triwulan IV-2024, penanaman modal asing (PMA) Jepang di Indonesia didominasi oleh sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi, transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, industri mesin, elektronik, serta instrumen kedokteran.

“Dalam pertemuan kemarin juga dibahas terkait kondisi geopolitik, yang mana para pengusaha di Jepang juga sama-sama mempunyai keprihatinan terhadap disrupsi perekonomian yang sedang terjadi. Nah, Indonesia sendiri merasa bahwa Jepang ini salah satu investor besar, dan trade kedua negara juga terus meningkat, dan mereka berpesan agar kita harus melanjutkan kerja sama yang ada (meskipun) di tengah ketidakpastian ini,” kata Airlangga pula.

Baca juga: Airlangga: Federasi Bisnis Jepang komitmen perkuat investasi di RI

Baca juga: Menko Airlangga dan Eks Menlu Marty raih bintang jasa dari Jepang

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |