Wamentan minta hasil riset pertanian menjangkau wirausaha muda

8 hours ago 3
Jangan sampai masyarakat kita, pemuda-pemuda kita punya keinginan menggeluti dunia usaha bidang pertanian tapi modalnya nonton TikTok sama Youtube.

Sukabumi, Jawa Barat (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya menjembatani hasil riset balai-balai pertanian dengan wirausaha muda, agar inovasi pertanian yang dihasilkan bisa diakses, ditiru, dan diterapkan secara luas oleh generasi muda.

Wamentan mengatakan saat ini terdapat 64 balai penelitian di bawah naungan Kementerian Pertanian yang mencakup bidang pembibitan, perbenihan, pengolahan pascapanen, inseminasi buatan, vaksinasi, hingga pengolahan susu dan produk turunannya.

"Bagaimana mendekatkan penemuan, modeling dari bisnis pengolahan maupun bisnis budi daya dari agriculture kita atau pertanian kita itu bisa dicontoh, ditiru, dikopi, langsung diaplikasikan sama masyarakat," kata Wamentan ditemui di sela kunjungan kerja, di Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengatakan Indonesia memiliki fasilitas penelitian yang lengkap dan unggul, serta didukung oleh tenaga ahli yang terlatih, cerdas, terdidik, dan berdedikasi tinggi terhadap kemajuan pertanian nasional.

Namun demikian, masih terdapat kesenjangan antara hasil riset yang luar biasa dari balai penelitian dengan kebutuhan dan pemanfaatannya di kalangan pelaku usaha muda di sektor pertanian.

Dia menyoroti fenomena generasi muda yang membangun usaha pertanian berbasis tutorial media sosial tanpa dasar riset, sehingga banyak yang mengalami kegagalan dalam praktik budi daya dan produksi.

Wamentan menyebut konten pertanian di media sosial seringkali tidak berbasis bukti akademik, sehingga perlu jembatan pengetahuan antara riset resmi dan kebutuhan praktis pelaku usaha pertanian muda.

"Jangan sampai masyarakat kita, pemuda-pemuda kita punya keinginan menggeluti dunia usaha bidang pertanian tapi modalnya nonton TikTok sama Youtube. Dia lihat tutorialnya cara bikin pakan yang benar begitu dia bikin, dia investasi, dengan knowledge tadi, ternyata gagal," katanya lagi.

Oleh karena itu, dia menekankan perlunya pengemasan hasil penelitian ke dalam modul yang jelas, seperti petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), agar mudah diadopsi masyarakat luas.

"Penelitian kita keren mau nanam kelapa ada penelitiannya, cokelat ada penelitiannya, mau biomassa ada penelitiannya, ada semua tinggal bagaimana ini dibungkus dalam sebuah modul juklak-juknis sehingga orang itu tinggal ngikutin," kata Sudaryono lagi.

Pemerintah juga akan memperkuat peran penyuluh pertanian di daerah agar masyarakat dapat mengakses informasi dan teknologi pertanian yang akurat dan berbasis riset secara langsung.

Menurutnya, fasilitas riset dan sumber daya manusia telah tersedia, yang perlu dilakukan adalah memastikan akses informasi yang benar-benar sesuai bagi masyarakat dan anak muda yang ingin terjun di pertanian.

"Jadi ini intinya sebetulnya fasilitas yang disiapkan oleh negara ada, hanya kita mesti memikirkan bagaimana orang yang mau itu bisa mendapatkan akses informasi yang tepat, yang sesuai," ujar Wamentan pula.

Kementerian Pertanian juga menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kampus lainnya untuk memperkuat sinergi antara peneliti dan wirausaha muda agar hasil riset bisa langsung ditiru dan diaplikasikan.

Baca juga: Kolaborasi mandirikan pengusaha muda Indonesia

Baca juga: Kemenpora bantu entaskan pemuda miskin ekstrem di Maluku

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |