Jakarta (ANTARA) - Hasil survei yang dilakukan Adidaya Institute menyebutkan bahwa publik mempercayai kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan level pertumbuhan ekonomi mencapai angka 8 persen pada tahun 2026.
Managing Director Public Policy and Politics Adidaya Institute Ahmad Fadhli menyampaikan bahwa kepercayaan itu berasal dari hasil survei lembaganya yang menunjukkan bahwa publik sangat optimis terhadap ekspektasi perkembangan ekonomi akan menanjak.
“Public mood responden kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sangat tinggi. Sekitar 82,3 persen. Ini luar biasa,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Fadhli juga mengungkapkan 97,5 persen responden juga mengaku hidup bahagia di era pemerintahan Presiden Prabowo.
Dia menjelaskan bahwa sebanyak 85 persen responden juga meyakini bahwa Presiden Prabowo mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga di Indonesia karena asta cita terhadap ketahanan pangan pada programnya.
“Kesimpulannya, survei kita menunjukkan publik punya harapan dan optimisme yang besar terhadap kinerja Presiden Prabowo,” ujarnya.
Sebagai informasi, survei Adidaya Institute dilakukan dengan metode tatap muka atau luring selama 8 hari yaitu 27 Oktober-3 November 2025.
Survei diselenggarakan di 19 provinsi dengan melibatkan 1.240 orang responden. Survei tersebut menggunakan metode probability sampling yang memberi toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 2,78 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
“Khusus pada bagian public mood, para surveyor melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) kepada setiap responden,” katanya.
Baca juga: Survei RPI: Mayoritas publik dukung Polri tangani kasus ijazah Jokowi
Baca juga: Survei RPI: Polri lembaga penegak hukum berkinerja terbaik
Baca juga: Survei MSI indikasikan konsumsi rumah tangga menguat jelang Nataru
Pewarta: Imam Budilaksono/ Muhammad Rizki
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































