Survei perlihatkan Gen Z semakin sadar dampak perubahan iklim

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan Climate Rangers terhadap 382 responden Generasi Z memperlihatkan generasi muda sudah semakin menyadari dampak perubahan iklim meski sebagian besar masih melihatnya sebatas cuaca ekstrem.

"Dampak krisis iklim itu sangat kompleks, termasuk pada kesehatan fisik dan mental, ketahanan pangan, hingga kerusakan infrastruktur akibat bencana seperti banjir dan rob," ujar Campaign & Communication Staff Climate Rangers Febriani Nainggolan dalam pernyataan diterima di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan riset Climate Rangers terhadap 382 responden kelahiran 1997 sampai 2012 atau yang dikenal dengan julukan Gen Z memperlihatkan generasi muda sadar bahwa apa yang mereka rasakan saat ini adalah dampak perubahan iklim.

Namun, sebagian besar masih memandang krisis iklim sebatas cuaca ekstrem atau 95,5 persen dari responden.

Padahal, katanya, anak yang lahir pada 2020 akan mengalami dampak krisis iklim yang jauh lebih parah dibandingkan generasi kakeknya. Mereka mengalami gelombang panas tujuh kali lebih banyak, kekeringan tiga kali lebih sering, dan banjir besar dua kali lebih intens.

Baca juga: Pemerintah Indonesia akan kembali tegaskan komitmen iklim dalam COP30

Survei tersebut juga melihat, 62,4 persen responden merasa bahwa pelibatan orang muda oleh pemerintah masih bersifat tokenisme atau sekadar formalitas tanpa makna.

Dalam pernyataan serupa, Dian Irawati sebagai salah satu pendiri lembaga riset Kawula17 mengungkapkan hasil riset dilakukan oleh lembaganya terhadap 404 responden memperlihatkan dua isu utama yang disoroti oleh masyarakat, yakni inefisiensi pengelolaan sampah (33 persen), dan kerusakan lingkungan akibat tambang (32 persen).

Dia menjelaskan, meningkatnya perhatian terhadap isu-isu ini didorong oleh maraknya publikasi terkait hal-hal yang merusak alam Indonesia, seperti kasus di Raja Ampat yang memicu kampanye #SaveRajaAmpat, serta isu perampasan hutan adat (26 persen).

"Tren ini menunjukkan, dalam dua tahun terakhir kesadaran publik semakin kuat terhadap pentingnya perlindungan ekosistem dan keadilan lingkungan di Indonesia," kata Dian.

Sementara itu, survei terpisah Kawula17 terhadap 1.342 responden muda menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat aktivisme. Sebanyak 42 persen tergolong peserta atau participant dan 35 persen adalah aktivis atau activist.

Artinya, semakin banyak anak muda yang tertarik dan terlibat dalam isu lingkungan, HAM, gender, dan antikorupsi.

Baca juga: KLH: Ekonomi berkelanjutan sektor FOLU dukung capai target emisi baru
Baca juga: Menteri LH: RI punya target kurangi emisi lebih ambisius di Second NDC

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |