Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan adanya penyelundupan narkoba oleh kartel melalui jalur laut, mulai dari penggunaan sampan hingga kapal selam, untuk mengelabui aparat penegak hukum di jalur perbatasan.
Presiden, saat menyampaikan sambutan dalam acara pemusnahan narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu, meminta Polri memperketat pengawasan di pintu masuk, seperti pelabuhan dan perbatasan untuk mendeteksi barang selundupan.
"Kita mau cegah penyelundupan narkotika lewat sampan-sampan di ribuan wilayah tikus," katanya.
Kepala Negara kembali menegaskan bahwa Polri harus menjadi garda terdepan untuk melindungi rakyat dari berbagai ancaman.
Dia menyebutkan saat ini ada modus kartel-kartel narkoba yang menggunakan kapal selam dalam melancarkan aksinya untuk mengedarkan narkoba.
"Bahkan, sekarang ada modus si kartel-kartel narkoba punya kapal selam, dia punya kapal selam," katanya.
Presiden mengingatkan Korps Polri dan TNI agar menjadi mitra rakyat, sehingga rakyat bisa menjadi mata dan telinga bagi aparat.
Presiden Prabowo pun menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan seluruh jajarannya dalam memerangi narkoba.
Presiden Prabowo berharap Polri memperkuat komitmen dalam menjalankan tugas dengan baik serta mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat.
"Polisi harus lebih sigap. Harus kompak bekerja sama dengan TNI, Bea Cukai, dan semua lembaga. Kita harus jadi satu tim. Saya selalu bekerja dengan teamwork, jangan ego sektoral. Loyalitas korps jangan berlebihan. Kita satu korps, Merah Putih. Korps NKRI,” katanya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yaitu Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI Nazaruddin Dek Gam, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo, Kepala BNN Suyudi Ario Seto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia, Otto Hasibuan Wamen Polkam Lodewijk F Paulus.
Kemudian, Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Komdigi Meutya Hafid, Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar.
Barang bukti yang dimusnahkan mencapai 2,1 ton narkotika berbagai jenis, hasil kerja kolaboratif antara Polri, BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan PPATK.
Baca juga: Prabowo nyatakan perang menyeluruh terhadap narkoba
Baca juga: Prabowo: Tidak boleh ada mafia di sistem pemerintahan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































