Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ke-13 RI Ma'ruf Amin meresmikan Santri Institute Indonesia di Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu sebagai wadah kolaborasi nasional untuk mengembangkan potensi santri dan alumni pesantren di seluruh Indonesia demi kemakmuran bangsa.
Ma'ruf Amin dalam sambutannya sebagaimana keterangan diterima di Jakarta mengatakan peran santri dalam sejarah bangsa bukan hanya sebagai penjaga moral dan spiritual, tetapi juga sebagai penggerak kemajuan, keadilan, dan kemakmuran nasional.
Ia pun menceritakan perjalanan hidupnya menjadi bukti bahwa santri memiliki kesempatan luas untuk berkontribusi di berbagai bidang kehidupan, termasuk pemerintahan.
“Alhamdulillah, walaupun saya santri, tetapi saya bisa menjadi Wakil Presiden. Dulu orang Surabaya tidak mengira saya akan menjadi pejabat pemerintah, tetapi ternyata Allah menakdirkan lain. Ini bukti bahwa santri pun bisa berperan di tingkat nasional,” ujarnya.
Menyoroti tantangan zaman modern, ia mengingatkan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan santri. Menurutnya, kemakmuran bangsa bergantung pada penguasaan ilmu, perdagangan, dan inovasi.
"Allah memerintahkan kita untuk memakmurkan bumi dan sebab kemakmuran itu adalah ekonomi, perdagangan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, santri harus belajar bukan hanya agama, tetapi juga fisika, kimia, dan ilmu-ilmu modern lainnya," katanya.
Acara peresmian turut dihadiri para kiai, tuan guru, nyai, aktivis, dan sahabat santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum Santri Institute Indonesia La Ode Safiul Akbar menyatakan lahirnya lembaga tersebut merupakan ikhtiar kolektif untuk menjadikan santri sebagai penggerak perubahan dan pembangunan bangsa.
"Santri Institute Indonesia bukan sekadar organisasi, melainkan gerakan pemikiran, pemberdayaan, dan peradaban. Gerakan yang menjembatani nilai-nilai pesantren dengan tantangan zaman, menghubungkan akhlak, dan keilmuan dengan kepemimpinan dan teknologi," ujar La Ode.
La Ode yang juga menjabat Sekjen Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) itu mengatakan santri memiliki peran historis dalam tiga ranah utama kehidupan bangsa, yaitu keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan kebangsaan.
Namun, di tengah transformasi digital dan perubahan sosial global, potensi besar tersebut membutuhkan wadah yang lebih terstruktur dan strategis agar terus relevan dan berkelanjutan.
Adapun, Santri Institute Indonesia hadir dengan visi "Menjadi wadah penggerak dan pemberdayaan santri dalam membangun Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan."
Untuk mewujudkan visi tersebut, lembaga itu mengusung tiga misi utama, yakni menanamkan nilai-nilai pesantren dalam kehidupan berbangsa, memberdayakan santri dalam bidang pendidikan, ekonomi, kepemimpinan, dan teknologi serta memperkuat kolaborasi antara santri, pemerintah, dunia usaha, dan mitra internasional.
Lebih lanjut, Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Pengembangan Profesi DPP Partai Golkar itu menjelaskan arah gerak dan program prioritas Santri Institute Indonesia, di antaranya pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas dan keahlian santri; kajian dan riset sebagai dasar perumusan kebijakan dan analisis strategis; hukum dan advokasi untuk memperjuangkan keberpihakan terhadap pesantren dan umat.
Kemudian, bisnis dan kewirausahaan yang menumbuhkan kemandirian ekonomi santri; sosial kemasyarakatan untuk memperkuat peran santri di lingkungan masyarakat; serta inovasi dan teknologi agar santri mampu beradaptasi dan bersaing di era digital.
"Santri adalah mata air peradaban, tetapi mata air itu harus dialirkan dan diarahkan agar menjadi sungai yang menyuburkan kehidupan bangsa. Gerakan ini tidak akan besar bila berjalan sendiri. Ia memerlukan dukungan para kiai, pemerintah, dunia usaha, dan seluruh elemen bangsa," ucapnya.
Baca juga: Sultan-tokoh bangsa deklarasikan Forum Keberagaman Nusantara
Baca juga: Ma'ruf Amin khawatir framing buruk pesantren ganggu kepercayaan publik
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































