Scramento (ANTARA) - Misinformasi soal campak dan vaksinnya menyebar dengan cepat di seluruh Amerika Serikat (AS), saat negara tersebut dihadapkan dengan wabah penyakit paling serius dalam satu dekade terakhir itu, demikian dilaporkan sebuah survei baru yang dirilis oleh KFF Health News pada Rabu (23/4).
Hingga 17 April, total 800 kasus terkonfirmasi campak telah dilaporkan oleh 25 negara bagian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.
Sebagian besar kasus berpusat di Texas Barat, di mana wabah ini telah merenggut nyawa dua anak usia sekolah yang sehat namun tidak divaksinasi.
Sementara itu, satu orang dewasa yang tidak divaksinasi dilaporkan meninggal di New Mexico.
"Hal yang paling mengkhawatirkan dari survei itu adalah kami melihat adanya peningkatan jumlah orang yang pernah mendengar klaim-klaim ini," kata Ashley Kirzinger, associate director Program Riset Opini Publik dan Survei (Public Opinion and Survey Research Program) KFF.
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Robert F. Kennedy Jr. menyebut wabah campak sebagai "hal yang biasa" dan dia pun tidak menekankan vaksinasi dalam pernyataan publiknya.
Survei ini juga mengungkapkan adanya perbedaan tajam antara kelompok partisan dalam hal kesadaran dan kepercayaan tentang campak. Sekitar dua pertiga orang tua yang condong ke Partai Republik tidak mengetahui adanya peningkatan kasus campak saat ini, sementara dua pertiga orang tua yang condong ke Partai Demokrat mengetahui situasi tersebut.
Di kalangan orang tua yang memercayai setidaknya satu klaim yang salah, satu dari empat orang tua melaporkan melewatkan atau menunda vaksinasi yang dianjurkan untuk anak-anak mereka. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat jumlah orang tua yang menolak semua klaim yang salah.
Para pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa ketidakpastian ini menciptakan kerentanan yang berbahaya terhadap misinformasi, terutama karena skeptisisme terhadap vaksin terus meningkat setelah pandemi COVID-19. Meskipun campak telah dinyatakan lenyap di AS pada 2000, tingkat vaksinasi yang menurun memungkinkan penyakit ini kembali muncul dan berpotensi mengancam status bebas campak yang telah dicapai negara tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025