Surplus Neraca Perdagangan disumbang komoditas lemak dan minyak nabati

2 months ago 20
Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah lemak dan minyak hewani atau nabati HS15, bahan bakar mineral atau HS27, serta besi dan baja HS72

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus Neraca Perdagangan pada Mei 2025 disumbang oleh komoditas nonmigas, yakni lemak dan minyak hewani atau nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan surplus komoditas non migas mencapai 5,83 miliar dolar AS, sedangkan komoditas migas tercatat defisit 1,53 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah lemak dan minyak hewani atau nabati HS15, bahan bakar mineral atau HS27, serta besi dan baja HS72," ujar Pudji di Jakarta, Selasa.

Pada Mei 2025, Neraca Perdagangan Barang mencatat surplus sebesar 4,30 miliar dolar AS. Dengan demikian, Indonesia telah mencatat surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Secara kumulatif, Neraca Perdagangan Januari-Mei 2025 mencatat surplus sebesar 15,38 miliar dolar AS.

Surplus tersebut ditopang oleh komoditas nonmigas yang sebesar 23,10 miliar dolar AS, sedangkan migas masih mengalami defisit 7,72 miliar dolar AS.

Pudji menyampaikan tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat yaitu sebesar 7,08 miliar dolar AS, India sebesar 5,30 miliar dolar AS dan Filipina sebesar 3,69 miliar dolar AS.

Sedangkan negara penyumbang defisit terdalam Tiongkok (8,15 miliar dolar AS), Singapura (2,79 miliar dolar AS) dan Australia (2,11 miliar dolar AS).

Secara rinci, komoditas penyumbang surplus pada Januari-Mei 2025 adalah lemak dan minyak hewan atau nabati (12,44 miliar dolar AS), bahan bakar mineral atau (11,51 miliar dolar AS) serta besi dan baja (7,53 miliar dolar AS).

Lebih lanjut, defisit utamanya berasal dari komoditas mesin dan peralatan mekanis (10,76 miliar dolar AS), mesin dan perlengkapan elektrik (4,53 miliar dolar AS) dan plastik dan barang dari plastik (3,13 miliar dolar AS).

BPS juga melaporkan Nilai Ekspor Indonesia pada Mei 2025 mencapai 24,61 miliar dolar AS dan impor 20,31 miliar dolar AS.

"Secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 111,98 miliar dolar AS dan nilai impor secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 96,60 miliar dolar AS," imbuh Pudji.

Baca juga: Ekonomi RI alami inflasi 0,19 persen persen pada Juni 2025

Baca juga: RI cetak surplus neraca perdagangan di Mei, 61 bulan berturut-turut

Baca juga: BPS sebut harga bawang merah naik di 41,11 persen wilayah Indonesia

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |