Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemda DIY gencar melakukan penghijauan di lingkungan kantor masing-masing sebagai bagian dari program Rukti Bumi.
"Harapan saya, dinas-dinas itu yang kira-kira kalau untuk parkir saja panas, ya, diteduhkan. Dalam arti, senang untuk menanam. Istilahnya Rukti Bumi," kata Sultan saat peluncuran program Rukti Bumi di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu.
Rukti Bumi adalah akronim dari Reformasi Hijau Kompleks Kepatihan-Birokrasi Berbudaya Ramah Lingkungan.
Menurut Sultan, keberadaan tanaman hijau di kantor-kantor dinas bakal membuat suasana kerja lebih nyaman.
"Jadi, mata kita itu melihatnya ya kalau banyak tanaman, kan lebih nyaman gitu," ujar dia.
Gubernur DIY pun mencontohkan kondisi di kawasan selatan Kepatihan yang terasa panas, jika tidak dilengkapi dengan tanaman.
Oleh karena itu, ia ingin lingkungan kantor tidak sekadar dihiasi tembok putih yang silau, tetapi juga dipadukan dengan tanaman agar lebih sejuk dan enak dipandang.
"Ya, kesadaran pimpinan dinas itu untuk menanam di lingkungan di mana dia bekerja," kata Sultan.
Selain penghijauan, Sultan juga mendorong OPD memperhatikan pengelolaan sampah serta mampu menyediakan resapan air hujan di lingkungan kantor.
Baca juga: DIY terapkan infrastruktur hijau untuk pembangunan berkelanjutan
"Saya kira tidak hanya sampah, tetapi juga daya tampung untuk air hujan, sehingga menyirami tidak perlu dari PDAM. Bikin sumur resapan, permukaan tanah juga akan stabil," ujarnya.
Dalam peluncuran Program Rukti Bumi, Gubernur DIY berkeliling memantau penghijauan di berbagai sudut Kompleks Kepatihan, meninjau pengolahan sampah organik dengan komposter, diakhiri penanaman bibit pohon kantil (cempaka putih).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kusno Wibowo menyatakan siap menindaklanjuti arahan Sultan, termasuk soal penanganan sampah dan penghijauan di lingkungan OPD.
"Kalau untuk OPD-OPD, seperti yang disampaikan Ngarsa Dalem (Sultan HB X), bahwa intinya juga tergantung dari timbunan sampah di masing-masing OPD, karena masing-masing OPD tidak sama antara satu dengan yang lain. Teman-teman OPD yang memang perlu untuk penanganan sampah seperti yang ada di Kepatihan ini, nanti ada tindak lanjut untuk koordinasi berikutnya," ujar dia.
Kusno menambahkan, upaya yang dapat dilakukan OPD tidak hanya terkait pengelolaan sampah, tetapi juga penyediaan biopori dan perindangan lingkungan kantor.
"Itu tidak hanya OPD, harapan kami nanti ke sekolah-sekolah juga demikian," katanya.
Terkait penyediaan bibit tanaman, lanjut Kusno, DLHK DIY setiap tahun menyiapkan 10.000-15.000 bibit pohon untuk dibagikan kepada masyarakat. Namun, distribusi bibit baru dilakukan saat memasuki musim hujan.
Baca juga: Polda DIY tanam ribuan bibit pohon keras di Bukit Watu Gagak Bantul
"Kalau bibit pohon, kami setiap tahun menyiapkan bibit pohon yang kami bantukan ke masyarakat. Namun, untuk kesiapannya kita menunggu musim hujan kira-kira pada November-Desember. Kami khawatir kalau belum musim hujan sudah diberikan bibit nanti malah mati," ujar Kusno.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.