SRMP 13 Banyumas terapkan MPLS edukatif-menyenangkan untuk siswa baru

2 months ago 23
Saya sudah wanti-wanti guru agar jangan membuat pembelajaran yang membosankan. Cari ide-ide baru, dan sesuaikan dengan usia mereka

Banyumas (ANTARA) - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 13 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan pendekatan edukatif, kreatif, dan menyenangkan guna mendukung proses adaptasi peserta didik baru.

Kepala SRMP 13 Kabupaten Banyumas, Siti Isbandiyah di Sentra Satria Baturraden, Banyumas, Kamis, mengatakan kegiatan MPLS yang dilaksanakan sejak Senin (14/7) dirancang untuk menumbuhkan kenyamanan siswa yang mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu, dalam menempuh pembelajaran dan kehidupan di lingkungan asrama.

“Prinsip kami adalah bagaimana anak-anak merasa senang dan betah terlebih dahulu. Kami isi dengan materi-materi ringan, permainan edukatif berkelompok, diskusi, dan outing class (kegiatan luar kelas) agar mereka akrab dengan teman serta bisa melupakan rasa rindu pada keluarga,” katanya.

Baca juga: Sembilan Sekolah Rakyat di Jateng mulai beroperasi

Dia mengatakan materi MPLS tidak hanya mencakup pengenalan lingkungan sekolah dan asrama, juga menekankan pembiasaan ibadah, tata tertib, serta penguatan karakter melalui kegiatan kebersamaan.

Menurut dia, satu hasil yang tampak adalah meningkatnya kepatuhan siswa dalam melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.

“Alhamdulillah, kami amati ada perbaikan, terutama dalam hal ibadah. Di awal masih banyak yang belum terbiasa shalat lima waktu, kebetulan seluruhnya beragama Islam, tetapi kini mereka terbimbing setiap waktu shalat ke mushala bersama,” katanya menjelaskan.

Dia mengatakan SRMP 13 juga memfasilitasi aktivitas fisik seperti olahraga bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola.

Baca juga: Dinsos Jateng: Sekolah Rakyat tampung 1.075 siswa

Bahkan ke depan, akan digelar kegiatan berbasis keterampilan dan kreativitas seperti festival layang-layang dan kelas memasak, sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual.

“Anak-anak juga belajar fisika dan matematika saat membuat layang-layang, atau mengenal takaran dalam memasak donat. Belajar sambil bermain, sesuai usia mereka,” katanya.

Dia mengatakan dalam kesempatan kegiatan luar kelas ke destinasi wisata edukatif terdekat, yakni Small World, siswa juga dikenalkan pada wawasan global melalui miniatur bangunan ikonik dari berbagai negara.

Dalam kegiatan tersebut, guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) turut memberikan penjelasan geografis sebagai bentuk integrasi antara pembelajaran dan rekreasi.

Baca juga: Mensos dan kepala daerah di Jateng matangkan rencana Sekolah Rakyat

Menurut dia, pendekatan tersebut diterapkan secara bertahap dan adaptif, dengan mempertimbangkan latar belakang siswa.

Hal itu dilakukan karena pihaknya menekankan pentingnya pembelajaran yang tidak menakutkan namun tetap membentuk karakter dan kompetensi.

“Saya sudah wanti-wanti guru agar jangan membuat pembelajaran yang membosankan. Cari ide-ide baru, dan sesuaikan dengan usia mereka. Kami ingin menyiapkan anak-anak ini agar memiliki keterampilan untuk masa depan, termasuk kemampuan komunikasi, presentasi, dan kolaborasi,” katanya menegaskan.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap semangat para guru, wali asrama, dan pendamping yang telah bekerja keras membimbing siswa dengan pendekatan penuh kasih.

“Kami tahu anak-anak ini datang dari latar yang kompleks, tetapi kami punya semangat dan komitmen. Ini amanah yang harus kami jaga,” kata Isbandiyah.

Baca juga: Kemensos siapkan empat sentra sekolah rakyat di Jateng

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |