SMBC Indonesia bukukan laba bersih Rp634 miliar pada triwulan I 2025

6 hours ago 4
SMBC Indonesia terus menunjukkan resistensinya terhadap dinamika pasar global yang menantang dengan kinerja operasional yang solid dan berkelanjutan

Jakarta (ANTARA) - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) membukukan laba bersih setelah pajak (konsolidasi) selama Januari-Maret 2025 atau triwulan I 2025 mencapai Rp634 miliar, meningkat sebesar 2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Perseroan mencatat, pencapaian ini juga didukung oleh bergabungnya Grup OTO ke dalam konglomerasi SMBC Indonesia dalam memberikan produk dan layanan untuk nasabah di berbagai segmen.

“SMBC Indonesia terus menunjukkan resistensinya terhadap dinamika pasar global yang menantang dengan kinerja operasional yang solid dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama SMBC Indonesia Henoch Munandar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-Maret 2025 sudah memperhitungkan kinerja Grup OTO. Sementara untuk periode yang sama tahun sebelumnya, SMBC Indonesia belum memperhitungkan kinerja Grup OTO mengingat akuisisi dilakukan pada akhir Maret 2024.

SMBC Indonesia mencatat peningkatan pendapatan operasional sebesar 42 persen yoy menjadi Rp4,6 triliun pada triwulan I 2025.

Di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi serta tantangan ketidakpastian perekonomian global, bank ini berhasil membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) meningkat 34 persen yoy menjadi Rp4,1 triliun.

NII tersebut antara lain berasal dari pendapatan bunga dari kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga bersih Grup OTO. Selain itu, pertumbuhan pendapatan juga dikontribusikan oleh pendapatan fee dari Grup OTO.

Dari sisi intermediasi, kredit retail tumbuh 31 persen yoy berkat kontribusi dari Joint Finance (282 persen yoy), Jenius (di luar Digital Micro, 22 persen yoy), dan Mikro (29 persen yoy).

Kredit korporasi dan komersial lebih rendah sebesar 2 persen yoy dengan adanya dinamika suku bunga, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan pasar yang ketat yang memengaruhi keputusan bisnis korporasi secara umum. Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah (UKM) mencatatkan pertumbuhan 2 persen.

Secara total penyaluran kredit SMBC Indonesia meningkat 1 persen yoy menjadi Rp188,1 triliun. Lebih lanjut, total aset SMBC Indonesia tumbuh tipis mencapai Rp240,1 triliun.

Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) lebih rendah sebesar 2 persen yoy menjadi Rp117,4 triliun. Meski begitu perseroan tetap mempertahankan performa DPK di segmen retail dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14 persen yoy menjadi Rp59,2 triliun, dibandingkan Rp51,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun deposito berjangka tumbuh 6 persen yoy menjadi Rp75,4 triliun, sehingga berdampak ke rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang lebih rendah menjadi sebesar 36 persen.

Sementara dari sisi digitalisasi, aplikasi perbankan digital Jenius membukukan 6 juta pengguna terdaftar pada akhir Maret 2025, naik 8 persen yoy. Jenius juga mencatat kenaikan DPK sebesar 19 persen menjadi Rp31,7 triliun, sedangkan penyaluran kredit oleh Jenius juga meningkat sebesar 19 persen menjadi Rp3,3 triliun.

Baca juga: IIF-SMBC kerja sama layanan valuta asing senilai 15 juta dolar AS

Baca juga: Saham bank bergejolak, Dirut SMBC Indonesia yakin fundamen tetap kuat

Baca juga: Grup OTO memanfaatkan momen Lebaran untuk pacu pembiayaan mobil

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |