Jakarta (ANTARA) - SKK Migas menyampaikan, aktivitas eksplorasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di open area dalam tiga tahun terakhir bernilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp5,057 triliun (kurs Rp16.859,99).
"Dalam 3 tahun terakhir, ada sekitar 300 juta dolar AS yang sedang dilakukan activity di open area," kata Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar dalam Media Briefing IPA Convex 2025 di Jakarta, Kamis.
Asnidar menyampaikan bahwa tingginya nilai kegiatan hulu migas yang dilakukan di open area menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi destinasi yang menarik untuk bisnis minyak dan gas bumi.
Menurut dia, euforia joint study yang meningkat dalam dua tahun belakangan juga turut mendorong antusiasme investasi. Berbagai penemuan penting pun tercatat selama lima tahun terakhir, antara lain lapangan Hidayah di Jawa Timur, Layaran dan Tengkulo di Laut Utara Aceh, serta Timpan dan cekungan Selat Makassar.
“Jadi inilah momentum yang tepat sehingga kita masuk lagi ke peta migas secara global,” tutur Asnidar.
Selain kegiatan tersebut, SKK Migas juga aktif menjajaki kerja sama dengan investor. Hingga saat ini, lebih dari 40 calon investor potensial sudah berkomunikasi intensif dengan SKK Migas, menunjukkan minat yang kuat untuk berpartisipasi di proyek-proyek hulu migas nasional.
Asnidar berusaha untuk memanfaatkan momentum tersebut dalam menggenjot industri hulu migas Indonesia, sehingga Indonesia dapat masuk ke peta migas global. Terlebih, Indonesia memiliki 128 cekungan yang berpotensi mengandung minyak dan gas bumi (migas).
Saat ini, lanjut dia, hanya 20 cekungan yang sudah berproduksi dan 27 cekungan berada di tahap discovery atau penemuan.
“Indonesia yang selama ini disampaikan sunset (migas) dan lain-lain, dengan adanya momentum ini, kami ingin masuk lagi ke peta migas global. Inilah momentum yang ingin kami kejar,” ucap Asnidar.
Baca juga: SKK Migas sebut investor baru akan tanda tangani kontrak di IPA 2025
Baca juga: SKK Migas sebut ada 40 investor baru yang tertarik ke Indonesia
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025