Jakarta (ANTARA) - Istri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid bertemu Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Balai Kota Jakarta, Jumat, untuk membicarakan rencana pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan dengan Pramono itu, Sinta yang didampingi putri bungsunya, Inayah Wulandari Wahid membahas soal rencana pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara hingga perpustakaan di daerah Jakarta Selatan.
"Ini dulu keinginan dari Gus Dur sebelum wafat. Beliau ingin membangun sebuah Pusat Kajian Islam Asia Tenggara yang dilengkapi dengan perpustakaan yang lengkap, ada digitalnya dan sesuai perkembangan teknologi sekarang," kata Sinta di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pramono Anung kenang Gus Dur melalui tiga peristiwa besar
Menariknya, kata Sinta, pusat kajian tersebut juga akan menghadirkan diorama interaktif Gus Dur. Hal itu merupakan keinginan masyarakat.
Sinta pun berharap pembangunan pusat kajian bisa segera terwujud. "Jadi, yang bercerita itu Gus Dur sendiri, seolah-olah ngomong sendiri, itu yang mau kita bangun," jelas Sinta.
Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mendukung penuh rencana pembangunan pusat pendidikan itu.
Dia memastikan Pemprov DKI akan membantu proses perizinan hingga penyusunan konsep isi perpustakaan dan diorama yang sudah dirancang oleh istri Gus Dur.
“Saya selalu kalau ada urusan apa-apa larinya ke Bu Sinta. Jadi, untuk keinginan beliau dan keluarga, pemerintah DKI akan memberikan support sepenuhnya," kata Pramono.
Baca juga: Prabowo teladani keberanian Gus Dur yang lindungi kelompok minoritas
Baca juga: Sinta Nuriyah bakal bangun Diorama Gus Dur bekerja sama dengan ANRI
Lebih lanjut, Pramono juga mengungkapkan kedekatannya dengan Gus Dur selama Presiden RI ke-4 itu masih hidup hingga wafat.
“Saya kenal Gus Dur lama banget. Walaupun beliau sudah nggak ada, saya jadi gubernur juga direstui Gus Dur, karena saya ziarah ke makam beliau," ujarnya.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.