Selamat datang "Kampus Berdampak"

11 hours ago 6
Pendidikan tinggi harus memberikan harapan baru bagi masa depan dan menjadi problem solver setiap persoalan bangsa, bukan malah menjadi beban.

Jakarta (ANTARA) - Kampus diharapkan tak sekadar hadir sebagai menara gading akademik. Arus transformasi teknologi pendidikan tinggi memaksa kampus mengubah arah baru kebijakan kurikulum yang lebih menjanjikan, yaitu dengan apa yang disebut sebagai "Kampus Berdampak".

"Kampus Berdampak" merupakan program baru yang dicanangkan dan dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berdampak positif pada masyarakat secara langsung. Tujuannya, meningkatkan kualitas pendidikan dengan memadukan teori dan praktik atau link and match, seperti di masa lalu.

Kebijakan kurikulum ke depan berorientasi pada kesadaran dan partisipasi kampus dalam keterlibatannya menyelesaikan isu-isu strategis dan problem aktual saat ini.

Kualitas tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi saat ini masih menjadi isu krusial. Mereka dianggap belum mampu bersaing di pasar tenaga kerja industri. Dalam kondisi seperti itulah, program "Kampus Berdampak" diharapkan menjadi solusi terbaik, menciptakan iklim pendidikan tinggi yang relevan dengan dunia kerja.

Diakui, masih terdapat kesenjangan signifikan antara kompetensi lulusan sarjana dengan kebutuhan pasar kerja. Ini terlihat dari jumlah pengangguran terdidik tahun 2024 berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 7,2 juta jiwa, dengan 4,82 persen di antaranya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Angka ini diperkirakan terus bertambah akibat dinamika ekonomi global dan transformasi teknologi yang mengubah peta dunia kerja, karena sebagian peran manusia diambil alih oleh teknologi Kecerdasan Buatan (AI), sehingga lulusan sarjana perlu memiliki keterampilan yang adaptif.

Memang tidak mudah, namun melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan kolaborasi simetris antara kampus, industri dan masyarakat dalam skema program "Kampus Berdampak", diharapkan kesenjangan antara ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dengan permintaan pasar kerja teratasi.

Beberapa variabel penting dalam program "Kampus Berdampak" antara lain adalah pendidikan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri; penelitian yang inovatif dan berdampak signifikan terhadap masyarakat dan negara; pengabdian kepada masyarakat yang efektif dan berkelanjutan.

Baca juga: Kemendiktisaintek serukan guru besar implementasikan kampus berdampak

Kemudian, membangun kerja sama dengan stakeholders, seperti industri, pemerintah, dan masyarakat sipil; mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan daya saing industri, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pendidikan, pelatihan, dan pengembangan masyarakat.

Filsuf pendidikan John Dewey menyatakan, "Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang memadukan teori dan praktik, sehingga peserta didik dapat belajar dari pengalaman nyata." Melalui skema kemitraan strategis antara kampus, industri dan masyarakat, kurikulum dirancang lebih adaptif agar berdampak langsung pada masyarakat.

Diperlukan integrasi antara kurikulum dengan isu-isu kritis dan problem sosial yang sedang menggema saat ini. Dengan demikian, ketika bangsa dihadapkan pada berbagai persoalan, kampus tak hanya menjadi penonton. Tetapi ia hadir menawarkan solusi yang rasional dan teknokratik.

Proses pembelajaran dapat berbasis proyek seperti yang dilakukan di Jepang selama ini. Melalui proyek penelitian bersama, kampus dapat melakukan perjanjian terikat dengan industri. Hasil kerja sama dan inovasi dari penelitian tersebut dapat dipatenkan atas nama kampus atau individu mahasiswa bersangkutan. Mereka mendapat royalti yang dibayarkan tiap tahun.

Menurut Doktor Rismon Sianipar, seorang pakar forensik digital, penelitian yang berfokus pada isu-isu sosial dan lingkungan dapat menghasilkan inovasi yang berdampak positif pada masyarakat.

Baca juga: Kemdiktisaintek: Kampus Berdampak untuk transformasi perguruan tinggi

Setiap rencana penelitian harus diarahkan dan berfokus pada isu-isu sosial dan lingkungan yang memerlukan penanganan secara saintifik. Sehingga hasil temuan baru dari penelitian memberi benefit atau manfaat bagi masyarakat. Doktor Rismon adalah satu diantara orang Indonesia yang telah memiliki “hak paten” hasil temuannya di beberapa perusahaan Jepang.

"Kampus Berdampak" diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara langsung dan memberi nilai tambah bagi kualitas kehidupan manusia. Gagasan ini bukan sekadar kelanjutan dari semangat “Kampus Merdeka”, melainkan wujud konkret menjawab tuntutan kebutuhan zaman agar mahasiswa, dosen, dan institusi perguruan tinggi benar-benar mampu menghadirkan dampak nyata dari pengembangan ilmu pengetahuan yang dilakukan.

Paulo Freire, seorang ahli pendidikan Brasil meyakini bahwa pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang memungkinkan setiap peserta didik menjadi subjek dalam proses pembelajaran, bukan hanya objek.

Indonesia dalam hal ini dapat belajar dari Finlandia yang dikenal sebagai negara dengan sistem pendidikan berkualitas tinggi. Di negara tersebut pendidikan tinggi difokuskan pada pembelajaran bermakna dan inklusif. Sistem tersebut menekankan pada pengembangan karakter, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah, serta memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk mencapai potensi mereka masing-masing.

Oleh karena itu, penting dilakukan penguatan kapasitas ekosistem kampus, mulai dari tenaga kependidikan, dosen, dan jajaran birokrasi, serta alumni. Melalui Tridarma Perguruan Tinggi, semua elemen diberikan kebebasan untuk saling mendukung, sehingga menghasilkan karya yang linier dengan kebutuhan masyarakat.Pendidikan tinggi harus memberikan harapan baru bagi masa depan dan menjadi problem solver setiap persoalan bangsa, bukan malah menjadi beban. Melalui program “Kampus Berdampak” diharapkan akan lahir generasi emas yang siap menjawab segala tantangan.

Baca juga: Mendiktisaintek: Kualitas kampus berdampak besar pada kemajuan bangsa

*) Dr. Eko Wahyuanto, MM adalah Dosen Sekolah Tinggi Multimedia MMTC Komdigi Yogjakarta

Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |