Lusaka (ANTARA) - Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) menyerukan solidaritas dan kerja sama regional untuk menanggapi krisis politik di Madagaskar pasca pengambilalihan pemerintah oleh militer.
Presiden Afrika Selatan dan Wakil Ketua SADC, Cyril Ramaphosa, dalam KTT virtual kepala negara dan pemerintahan, Jumat (7/11), mengajak para pemimpin “mengambil langkah tegas menghadapi tantangan yang dihadapi negara anggota.”
“Masa depan Afrika Selatan bergantung pada kemampuan negara-negara bekerja sama untuk menemukan solusi kolektif yang menjunjung perdamaian dan stabilitas,” ujar Ramaphosa.
Presiden sementara Madagaskar, Kolonel Micheal Randrianirina, dilantik bulan lalu setelah Presiden Andry Rajoelina meninggalkan negara itu.
Rajoelina menyebut kepergiannya akibat dugaan upaya pembunuhan terkait protes anti-pemerintah selama sebulan, yang menyoroti krisis air dan listrik.
Baca juga: Pemimpin kudeta Madagaskar siap berdialog dengan Uni Afrika
Ramaphosa menyampaikan doa bagi korban luka dalam protes di negara kepulauan Samudra Hindia itu.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif SADC Elias Magosi menekankan pentingnya persatuan, perdamaian, dan stabilitas di seluruh kawasan.
Dalam KTT tersebut, Ramaphosa juga dipastikan akan menjabat sebagai Ketua SADC hingga Agustus 2026, posisi yang akan membimbing arah kebijakan dan kerja sama regional selama masa jabatannya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden sementara Madagaskar tunjuk PM baru usai kudeta militer
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































